Jalur setapak itu diapit jurang sedalam 500 meter yang berada di sisi kanan dan kiri jalur tersebut.Dengan medan seperti itu, Thoriq diduga meninggal lantaran terpeleset dan jatuh ke jurang."Dugaan kami, jika melihat posisi jenazah, korban ini terpeleset dari jalur pendakian," kata David.Akan tetapi, dari hasil autopsi terhadap jenazah Thoriq, diketahui bahwa pemuda itu meninggal dunia bukan lantaran terpeleset.Dikutip Grid.ID dari Tribun Sumsel melansir dari Tribun Jatim, penyebab Thoriq meninggal adalah lantaran kelelahan.Bocah SMP yang hilang sejak 23 Juni 2019 lalu itu kelelahan hingga pingsan dan kemudian meninggal dunia."Kelelahan, pingsan terus meninggal dunia," ucap David Subagyo.Usai dilakukan autopsi, jenazah Thoriq dimakamkan di Desa Wonokalang, Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur.
(*)