1. Meningkatkan gejala pramenstruasi
Minum minuman berkafein dikaitkan dengan peningkatan frekuensi sindrom pramenstruasi (PMS).
Wanita yang mengonsumsi kafein dalam jumlah besar mengalami lebih banyak gejala daripada wanita yang tidak mengonsumsi kafein.
2. Kecemasan yang meningkat
Wanita harus menghindari kafein terutama di sekitar waktu menstruasi karena membatasi pembuluh darah, serta meningkatkan ketegangan dan kecemasan.
Kafein akan meningkatkan kortisol, norepinefrin dan epinefrin, yang merupakan hormon stres untuk meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
3. Kram payudara
Kram adalah salah satu gejala paling umum yang dialami wanita sebelum, selama, atau setelah siklus menstruasinya.
Kafein berkontribusi terhadap kram karena sifat diuretiknya meningkatkan produksi urin dan meningkatkan dehidrasi.
4. Siklus tidak teratur
Wanita yang mengonsumsi kafein cenderung mengalami menstruasi yang lebih pendek.
Baca Juga: Bagaimana Kafein Memengaruhi Tingkat Kesuburan Wanita yang Ingin Segera Hamil
Dasarnya adalah kafein membatasi pembuluh darah dan mengurangi aliran darah rahim.
Akibatnya, penurunan perdarahan menstruasi dan siklus yang lebih pendek, lalu mengakibatkan variabilitas dan ketidakteraturan periode seorang wanita.
Mengutip Kompas.com, mengenai pengaruhnya terhadap kehamilan, memang belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan efek kafein seperti kopi dapat memengaruhi kesuburan.
Akan tetapi, ada penelitian yang menyebutkan bahwa wanita yang minum kopi atau asupan berkafein lebih dari 300 miligram per hari, akan cenderung butuh waktu lebih lama untuk hamil dibandingkan yang tidak minum kopi.
Ahli juga memberi peringatan agar wanita tidak mengonsumsi asupan berkafein berlebihan, karena dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi lahir dengan berat rendah.
Bahkan, mengonsumsi asupan berkafein dalam dosis tinggi juga rentan memengaruhi kualitas sperma pria.
Oleh karena itu, pasangan yang sedang merencanakan program hamil sebaiknya tidak mengonsumsi asupan kafein berlebihan.
Sebaiknya batasi asupan kafein tidak lebih dari 200 miligram per hari atau maksimal sekitar dua cangkir kopi, ya
(*)