Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel AhmadGrid.ID - Nikita Mirzani mengecek laporan yang dibuatnya terhadap Dipo Latief di Polres Metro Jakarta Selatan, Jum'at (17/12/2021).Usai berkonsultasi dengan polisi, Nikita Mirzani mengungkapkan harapannya untuk melihat Dipo Latief dipenjara."Pengin (lihat dia dipenjara), karena dia jahat banget," kata Nikita Mirzani saat ditemui Polres Jaksel.Sang artis rupanya memendam perasaan dendam, apalagi dia pernah merasakan dinginnya jeruji pada 31 Januari 2021, atas kasus dugaan penganiayaan kepada mantan suaminya, Dipo Latief.Walaupun Nikita hanya dipenjara tiga hari, disusul penangguhan penahanan yang membuatnya menjadi tahanan kota."Mau berusaha penjarain gue kan dan sudah terjadi walaupun cuma dua hari dan begitupun," tutur Nikita menyatakan."Gue menginginkan hal yang sama ketika orang melaporkan gue kok jalan, tetapi kenapa giliran gue yang ngelaporin prosesnya lama," sambungnya menambahkanSetelah menanyakan kepada pihak kepolisian, ibu tiga anak itu sudah tidak lagi risau karena mekanismenya masih berjalan.
Rencananya, kasus dugaan penelantaran anak oleh Dipo Latief bakal dilanjutkan setelah tahun baru"Ternyata baru mengerti kalau ikutin prosedur emang begitu tahapannya," ucap Nikira menceritakan."Ya nanya semua udah sampai mana tahapan kayak tapi alhamdulillah sih kayak Unit PPA dan Dirkrimsus sudah menjelaskan dengan baik dan jalan semua," imbuhnya menyimpulkan.Diberitakan, Nikita Mirzani melaporkan Dipo Latief ke Polres Metro Jakarta Selatan terkait kasus dugaan penelantaran anak pada 16 Agustus 2021.Laporan bintang film Comic 8 terhadap mantan suami itu terdaftar dengan nomor LP/B/1624/VIII/2021/RJS.Pernikahan berusia 6 bulan Nikita Mirzani dan Dipo Latief memang menjadi perhatian karena dramanya.Nikita sempat menuding Dipo lari dari tanggung jawab saat dia masih hamil hingga si anak dilahirkan.Belakangan, ibu tiga anak ini sebenarnya tak mau berurusan lagi dengan Dipo.Akan tetapi, karena Dipo ajukan gugatan praperadilan untuk kasus penggelapan, Nikita Mirzani mengambil langkah hukum juga.
(*)