Pada kuartal I 2020, nilai aliran dana ke produk reksa dana dan Exchange-Traded Fund (ETF) dengan underlying asset saham perusahaan ESG tercatat berada di angka 7,3 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Angka tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
“Produk reksa dana USD ini adalah salah satu terobosan yang baik di industri wealth tech agar seluruh kalangan dapat berinvestasi sekaligus berkontribusi dalam membangun masa depan yang berkelanjutan,” ungkap Claudia.
Terkait pengelolaan Batavia Global ESG Sharia Equity USD, BPAM menggandeng perusahaan manajer investasi asal New York, AS, BlackRock. Inc sebagai penasihat teknis.
Kolaborasi tersebut membuat investor bisa memanfaatkan riset dan sumber daya yang dimiliki BlackRock.Inc sebagai pertimbangan sebelum memulai sebuah investasi.
Selain memiliki riset yang andal, BlackRock.Inc juga dikenal sebagai pengelola aset di berbagai perusahaan dunia.
Sebanyak 13,27 persen portofolio BlackRock.Inc berasal dari saham Apple, Microsoft, Amazon, Facebook, dan Google. Per Oktober 2021, BlackRock.Inc juga tercatat memiliki pengelolaan aset senilai 9 triliun Dollar AS.
Untuk memudahkan wawasan investor terkait dengan emiten yang akan digunakan, Pluang dan BPAM turut menyematkan teknologi big data dan machine learning.
Nantinya, para investor bisa menempatkan dana mereka ke saham perusahaan global yang memperhatikan isu ESG. Contohnya Johnson & Johnson, Procter & Gamble, Adobe, Chevron, dan Salesforce.com.
Melalui Batavia Global ESG Sharia Equity USD yang tersedia di aplikasi Pluang, Claudia berharap, gebrakan tersebut dapat mematahkan stigma bahwa investasi berjumlah besar harus dilakukan secara offline dengan berbagai prosedur.
“Seluruh proses pembelian hingga penjualan (Batavia Global ESG Sharia Equity USD) sekalipun dapat dilakukan melalui genggaman smartphone,” lanjutnya.