Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Kekejamannya sudah di luar nalar, seorang narapidana dengan bengisnya membunuh tahanan lain di penjara.
Narapidana bernama Marcos Paulo da Silva itu diketahui sudah 25 tahun mendekam di dalam jeruji besi.
Seolah ingin unjukkan taringnya selama 25 tahun dipenjara itu, Marcos Paulo da Silva dengan bengis membunuh narapidana lain.
Saking bengis dan kejamnya, Marcos Paulo da Silva dilaporkan telah membunuh sebanyak 48 narapidana selama kurun 25 tahun dipenjara itu, dikutip dari irishmirror.ie.
Namun anehnya, meski telah membunuh 48 narapidana, Marcos Paulo da Silva tidak sedikit pun merasa bersalah.
Rasa tak bersalah telah membunuh 48 orang tentunya sudah sulit dimengerti dengan nalar orang normal.
Alih-alih merasa bersalah, da Silva justru mengaku tidak puas lantaran aksi membunuhnya tidak dilakukan dengan maksimal.
Dilansir dari Intisari, akibat kekejamannya, da Silva dijuluki sebagai sosok yang dikenal sebagai 'raja dari segala raja iblis' yakni 'Lucifer'.
Seorang tahanan di Brasil mengisahkan bagaimana da Silva tak menyesal sudah membunuh 48 narapidana selama 25 tahun dipenjara.
Marcos Paulo da Silva awalnya dikurung pada 1995 ketika dia masih remaja, setelah terbukti bersalah atas kasus pencurian.
Namun, napi yang kini berusia 42 tahun itu justru lebih terkenal karena memenggal dan memutilasi sesama tahanan di penjara.
Meski dia belum disidang atas kasus terbarunya, berbagai dakwaan yang menjerat da Silva sudah membuatnya dipenjara selama 217 tahun.
"Saya sama sekali tidak menyesal sudah membunuh orang-orang ini," ujarnya pada hakim, seperti diberitakan The Sun, Selasa (27/10/2020).
Da Silva mengatakan bahwa napi yang dipenggalnya sudah merundung dan mengambil keuntungan dari tahanan lain, serta ada juga pemerkosa dan pencuri.
Dalam salah satu insiden pada 2011, da Silva dikatakan membunuh 5 napi ketika dia dimasukkan ke dalam Penjara Serra Azul, Sao Paulo.
Dia dilaporkan menggunakan alat pemadam kebakaran untuk menjatuhkan kelima napi itu, sebelum memenggal mereka dengan pisau buatannya.
"Saya benar-benar menyukai ini. Mereka masih terlalu sedikit. Saya ingin membunuh lebih banyak lagi," teriak da Silva.
Da Silva, yang dipenjara ketika masih berumur 18 tahun, kini bergabung dengan geng bernama Primeiro Comando da Capital atau PCC.
PCC disebut organisasi kejahatan terbesar di Brasil yang beranggotakan 20.000 anggota, 6.000 di antaranya berada di penjara.
Namun da Silva meninggalkan geng tersebut dan menjadi pemimpin salah satu kelompok kriminal rival yang menyingkirkan anggota PCC.
Salah satu sipir kepada UOL mengatakan, 'hanya tinggal masalah waktu' sebelum da Silva membunuh narapidana lainnya.
Hal itu sontak membuat makin sedikit penjara yang mau menerima da Silva.
Psikolog menyatakan da Silva tak punya penyakit jiwa.
Tapi, da Silva disebut punya kelainan pribadi yang membuatnya harus segera mendapat perawatan.
(*)