Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID — Kasus kecelakaan di Kabupaten Bandung yang menewaskan sepasang kekasih, Handi Saputra (17) dan Salsabila (14) menjadi sorotan.
Melansir kompas.com, kecelakaan itu terjadi di daerah Nagrek pada Rabu (8/12/2021) sore.
Deden Sutisna, paman Salsabilla menyebut bahwa keponakannya dijempu oleh Handi pada pukul 15.49.
Tak lama berselang, sang keponakan dikabarkan mengalami kecelakaan, Deden pun segera menuju TKP tapi beberapa saksi menyebut bahwa korban sudah dibawa ke rumah sakit.
"Saya langsung lari ke depan, jarak dari sini ke depan Jalan Raya tak akan 10 menit atuh," kata Deden.
"Pikiran saya langsung ke puskesmas, pas dicari korban tak ada, mungkin di RS lain yang dekat, langsung ke sana ternyata tak ada juga," lanjutnya.
Tapi setelah dicari di beberapa rumah sakit, korban tak ditemukan.
"Tapi setelah beberapa rumah sakit didatangi, masih juga korban tak ditemukan," sambungnya.
Suryati, ibu Salsabilla, mengaku syok saat tahu anaknya tak ditemukan di rumah sakit manapun.
"Saya kaget lemas, mendengar itu, saya menunggu di rumah," kata Suryati.
"Tahu anak saya tak ditemukan, tentu lebih kaget dan lemas," ungkapnya.
Ayah Handi, Entes Hidayatullah juga tak tinggal diam mencari anaknya ke berbagai rumah sakit meski hasilny nihil.
"Saya sudah mencari ke setiap rumah sakit yang ada di Jawa Barat, ke Ciamis, Tasik, Garut, Cicalengka semua sudah dicari tapi tidak ada, enam hari pencarian tidak ada," ujar Entes.
Entes juga mengaku mendapat kabar bahwa anaknya dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa ke arah Limbangan.
"Ada saksi di lokasi yang bilang ke saya bahwa anak saya dimasukan ke dalam mobil tersebut, katanya mau dibawa ke rumah sakit, ke arah Limbangan," ujar Entes.
Upaya pencarian Handi dan Salsabilla rupanya berbuah pahit, tak disangka penabrak sepasang kekasih itu tak membawa keduanya ke rumah sakit.
Jenazah Handi dan Salsabilla malah dibuang di tempat berbeda agar pelaku bisa mangkir dari tuntutan hukum.
Pada Sabtu (11/12/2021), mayat Handi dan Salsabila ditemukan di aliran Sungai Serayu.
Handi ditemukan di Desa Banjarparakan, Kecamatan Rawolo, Banyumas, sedangkan Salsabila ditemukan tewas di Desa Bundton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
Dilansir Grid.ID dari tribunbogor.com pada Jumat (24/12/2021), kasus ini pun kini dilimpahkan ke Pomdam III Siliwangi.
"Hasil kordinasi kami menyepakati di limpahkan ke Pomdam III Siliwangi untuk penyelidikan intensif," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Erdi A Chaniago.
"Kami mengumpulkan bukti-bukti untuk, disampaikan kepada Pomdam III Siliwangi dan bukti lanjutan," lanjutnya.
Penabrak dan pembuang jenazah Handi dan Salsabilla rupanya adalah oknum TNI angkatan darat.
Sayangnya hingga pelimpahan kasus, penetapan tersangka belum dilakukan, meski begitu petunjuk yang ada di TKP mengarah ke sosok TNI AD.
"Pelaku belum ada penangkapan," kata Erdi.
"Petunjuk di TKP, diduga oknum TNI AD. Kita tunggu hasil penyelidikan Pomdam III Siliwangi," tambah Kapendam III Siliwangi, Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto.
SI (25), salah satu saksi mata mengatakan bahwa ada tiga orang misterius pengemudi mobil hitam yang menjadi penabrak Handi dan Salsabilla di jalur Nagreg.
SI bersaksi bahwa ia melihat langsung sosok ketiga pelaku di lokasi kejadian saat proses evakuasi korban ke dalam mobil berplat B 300 Q.
SI berpendapat bahwa dalam mobil hitam tersebut terdapat tiga orang yang terlihat panik saat mobilnya menabrak kedua korban.
"Ada tiga orang, penampilannya rapi seperti orang yang sedang berdinas, nada bicaranya bukan orang sini (Sunda)," ujar SI.
"Kata orang yang berdiri itu bilang ayo cepat masukan ke mobil, bawa ke rumah sakit, bawa ke rumah sakit," ungkap SI meniru ucapan para pelaku.
(*)