Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa IndrastyGrid.ID - Seorang ibu di Inggris, Amanda Sullivan, menemukan hal yang tak lazim yang letaknya tak jauh dari sekolah sang anak.Dimama Amanda menemukan tempat prostotusi terselubung dekat sekolah tempat anaknya mengenyam pendidikan.Tempat prostitusi terselubung tersebut ditemukan Amanda setelah menghantarkan anaknya keluar dari lingkungan sekolah di Lane End Primaru School di Beeston, Leeds, InggrisLokasi prostitusi tersebut berada di hutan kecil yang terbuka, yang telah dirapikan oleh petugas penghuninya agar menyerupai pemukiman sementara.Namun, penemuan lokasi prostitusi tersebut justru membuat Amanda sedih luar biasa dan tak tega.Amanda menjelaskan, "Itu adalah salah satu hal yang paling menghancurkan hati yang pernah saya lihat.""Ini memukul saya, dan orang lain yang melihatnya akan merasa sangat emosional," lanjutnya."Itu benar-benar hanya hutan penderitaan. Itu satu-satunya yang bisa saya gambarkan," jelas Amanda."Jika Anda masuk ke dalamnya, Anda hanya akan menemukan pohon tisu toilet, tas bening yang tergantung di pohon," tambahnya.Amanda secara terus terang juga menjelaskan menemukan kondom dan jarum yang tampak belum digunakan.
Salah satu yang menarik perhatian Amanda adalah kasur yang ditemukan di tengah hutan terbuka, yang diduga untuk tempat tidur para PSK.Setelah temuan itu, Amanda berbicara kepada para guru di sekolah anaknya, dan menghubungi Kepolisian Yorkshire Barat.Lebih lanjut, Amanda juga menghubungi badan amal pekerja seks terkemuka di Leeds untuk menyelidiki hal tersebut, dan segera menemukan wanita yang tinggal di tempat itu.Sama seperti Amanda yang terketuk hatinya melihat mirisnya tempat PSK yang bekerja dan hidup di hutan tersebut, di Indonesia ternyata juga ada kegiatan amal untuk PSK yang berupa sekolah.Selain tempat belajar yang sangat sederhana, semua siswanya adalah pekerja seks komersial (PSK).Dikutip Grid.ID melalui Tribunnews.com, sekolah itu terletak di lokalisasi prostitusi Alas Karet (Alaska) Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, ini tidak seperti sekolah lain pada umumnya.Sekolah itu buka setiap minggu sekali. Pengajarnya berasal dari relawan kesehatan, dokter dan perajin.Pengurus lokalisasi Alaska, Bejo menjelaskan, sekolah untuk penghuni lokalisasi prostitusi ini sudah berdiri sejak tahun 2013.Pendirinya adalah pengurus lokalisasi dan LSM Gra Metra.Awalnya, materi yang diajarkan untuk peserta didik adalah kesehatan dan bahaya virus HIV/AIDS.
"Tapi kemudian berkembang. Hal ini disebabkan banyak relawan yang mau menyumbangkan ilmunya," kata Bejo, Minggu (26/3/2017).Bejo menambahkan, kegiatan belajar dan mengajar di sekolah itu digelar pada Minggu, mulai pukul 09.00 hingga 12.00.Jumlah siswanya sebanyak 30-an orang.Salah satu siswa, Dewi Sandrawati, menilai sangat banyak manfaat ikut sekolah setiap Minggu di lokalisasi prostitusi itu.Ia bisa mengetahui jenis penyakit menular, terutama HIV/AIDS.Selain itu, ia juga mendapat tambahan ilmu tentang undang-undang kekerasan dalam rumah tangga."Pernah juga, kami mendapat pelajaran membatik," katanya.Dewi berharap, semua penghuni lokalisasi bisa memanfaatkan sekolah ini. Sebab, masih ada PSK yang malas-malasan. Kadang ikut, kadang tidak.Alaska dan Gambir LanguSalah satu relawan dari Forum Komunikasi Peduli Batang (FKPB), Sunarti, mengaku selain Alaska, sebenarnya sekolah PSK juga didirikan di lokalisasi prostitusi Gambir Langu (Gbl) Kaliwungu, Kendal.Namun, ketika ditinggalkan oleh LSM Gra Metra, sekolah itu mati suri.
"Kalau di Alaska, terus berlanjut karena pengurusnya aktif mencari pengisi materi atau gurunya," kata Sunarti.Sunarti mengaku dirinya akan melakukan pendekatan dengan pengurus lokalisasi prostitusi Gbl supaya bisa mngaktifkan kembali sekolah untuk PSK."Tiap hari Rabu, di Gbl ada pemeriksaan rutin kesehatan PSK. Nanti akan kami manfaatkan untuk sekalian pemberian materi," ujarnya.Senada dengan Sunarti, petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Agus, mengaku mati surinya sekolah PSK di Gbl setelah ditinggal oleh LSM Gra Metra.Ia berharap, relawan dari FKPB bisa mengaktifkan kembali sekolah tersebut karena sangat bermanfaat."Kan penghuni Gbl bisa mendapat tambahan ilmu. Mulai dari ilmu kesehatan, hukum, kerajinan dan sebagainya," tambahnya.Ia menjelaskan, jumlah PSK di Gbl Kaliwungu ada sekitar 200 orang. Mereka tidak hanya dari Kendal, tetapi juga dari luar daerah."Kalau lokalisasi Gbl ini terbagi menjadi 2, yakni Semarang dan Kaliwungu, Kendal. Sebab, letaknya di batas kota," ujarnya.
(*)