Find Us On Social Media :

Cerita Satpam yang Tersambar Petir di Cilincing, Akui Badan Langsung Kaku Tertekuk hingga Pasrah Antara Hidup dan Mati

By Citra Widani, Selasa, 28 Desember 2021 | 17:55 WIB

Abdul Rosyid (35) satpam yang tersambar petir saat berada di tempat kerjanya di Area Loading CKB II Jalan Pal II, RT 04/03 Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara

Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma

Grid.ID - Abdul Rosyid (35), satpam yang videonya viral karena tersambar petir di tempat kerjanya, menceritakan insiden nahas yang menimpanya beberapa waktu lalu.

Kejadian itu terjadi pada hari Senin (20/12/2021) sekitar pukul 18.00 WIB di area loading perusahaan alat konstruksi di kawasan Cilincing.

Saat itu, Abdul terlihat sedang berjalan sambil membawa payung dan HT guna melakukan patroli. Ia juga mengantongi ponsel yang aktif.

Tak lama kemudian, petir langsung menyambar tubuh Abdul ditambah dengan percikan api setelahnya.

Tubuhnya pun langsung tergeletak kaku dan tertekuk, pakaian dan sepatunya pun ikut terbakar.

"Saya waktu itu bawa payung ujungnya besi, HT di pundak kiri, sama ponsel. Ponsel masih on, enggak ada komunikasi, saya pegang. Jalan aja."

"Saya tengkurap habis itu berbalik. Seperti itu posisinya yang saya bilang (badannya ketekuk). Lalu berhamburan karyawan menyelamatkan saya," kata Abdul, di kediamannya di kawasan Cakung, Jakarta Timur, dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/12/2021).

Baca Juga: Bak Tersambar Petir Pengantin Wanita Tetiba Batalkan Acara Pernikahan, Cara Mempelai Pria Sembuhkan Patah Hati Gagal Kawin Jadi Sorotan Warganet!

 

Luka bakar serius terlihat di bagian pundak, perut, hingga kaki Abdul, bahkan telinga kirinya pun sempat mengalami gangguan.

"Luka bakar dari kaki hingga badan. Ini ya hampir lah 65 persen lah ya luka bakarnya," kata Abdul.

Abdul pun mencoba untuk mengutarakan apa yang dirasakannya saat petir menyambar.

Saat itu, ia mengaku sudah pasrah karena sekujur tubuhnya terasa kaku hingga tak bisa digerakan.

"Sampai kaku badan saya, kaku, yang bisa bergerak cuma ujung jari tangan sama jari kaki. Udah ketekuk kayak ayam mau dipanggang."

"Saya melihat ke atas. Pasrah aja, hidup mati saya ikhlas, pasrah lah," tutur Abdul.

Menanggapi hal tersebut, guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Dr Dipl Ing Ir Reynaldo Zoro menjelaskan mengapa Abdul dapat tersambar petir.

Baca Juga: Berteduh di Gubuk saat Hujan Seusai Bermain, 2 Pelajar di Sumatra Utara Ini Tersambar Petir, 1 Korban Meninggal Dunia

 

Ia menegaskan bahwa ponsel dan HT bukanlah penyebab Abdul tersambar petir karena memiliki frekuensi yang berbeda.

"Mungkin itu mitos ya seolah frekuensi ponsel dan HT dengan petir itu nyambung, enggak ya."

"(Frekuensi) ponsel dan HT itu GHz (gigahertz), sedangkan petir maksimalnya hanya 100 MHz (megahertz), jadi tidak nyambung," ujarnya, dikutip dari Tribunnews.com.

Dikatakan Reynaldo, petir hanya akan menyambar titik yang berada di dalam jarak sambarnya. Jika petir kecil, maka jarak sambarnya juga kecil, begitu juga sebaliknya.

Ia menduga jika payung dan truk-truk besar yang ada di lokasi kejadian adalah penyebabnya.

"Pemakaian payung menyebabkan sasaran bertambah tinggi, sehingga memungkinkan lebih mudah tersambar petir, karena lebih dekat ke lidah petir."

"Melihat ada tiang di samping belakang dan truk besar di depannya, yang bersangkutan ada di daerah sambaran petir, sehingga final jump dari lidah petir lebih dekat ke yang bersangkutan dengan payungnya," terangnya.

 

(*)