Laporan Wartawan Grid.ID, Daniel Ahmad
Grid.ID - Film Ben & Jody segera tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia pada 27 Januari 2022 yang akan datang.
Dibintangi oleh Chicco Jerikho, Rio Dewanto, Yayan Ruhian, Hana P. Malasan, dan Aghniny Haque, film Ben & Jody ternyata terinspirasi dari saran Glenn Fredly.
"Saat menulis film ini, Bung meninggal. Tadinya film ini buatnya agak komedi, maunya lucu-lucuan," kata Angga Dwimas Sasongko saat jumpa pers dan rilis poster di XXI Epicentrum kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (5/12/2022).
"Terus proses kreatifnya berubah drastis ketika Bung (Glenn), meninggal," sambungnya menambahkan.
Sebagai sahabat sang penyanyi, Chicco menceritakan ide pertama yang datang dari Glenn Fredly.
Menurut suami Putri Marino tersebut, tema dan genre yang diangkat film Ben & Jody sekarang dari keresahan Gleen saat menonton film Hollywood.
"Waktu kita selesai rilis film filkop, saya diajak nonton film ama almarhum Glenn, film Hollywood, film action," tutur Chicco.
"Abis nonton dia nanya ‘Lu happy gak?’ 'Happy.' Terus gue nanya balik, dia bilang ‘Gak, gue diboongin sama Hollywood', dia gak terlalu suka," ssambungnya menambahkan.
"'Kita bikin yuk film action tapi film action kita harus ada isinya. Harus stand for something’. Bung Glenn selalu bilang begitu kalau ditanya ada spirit-nya Glenn? Ya semua, stand for something paling penting," imbuhnya menyimpulkan.
Tidak bisa disangkal, menurut Angga, film Ben & Jody yang dia kembangkan juga merupakan sebuah dedikasi untuk musisi serba bisa asal Ambon itu.
"Dia kan mau bikin film action yang Indonesia banget yang lebih penting, gak sekedar pembunuh bayaran dan robot-robotan," papar Angga.
"Mungkin ini upaya kami, untuk mewujudkan itu dengna memberikan banyak sekali pengaruh yang sangat Glenn Fredly," ucapnya menyatakan.
Film Ben & Jody menceritakan kisah persahabatan Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) yang diuji persengketaan.
Sejak keluar dari Filosofi Kopi, Ben kini aktif membela kolompok petani daerah yang melawan perusahaan yang mengalihkan lahan.
Jody sebagai sahabat setianya pun melakukan pencarian untuk menemukan keberadaan Ben.
Perjalanan ini, menghadapkan mereka berdua dengan petualangan hidup dan mati melawan gerombolan pembalak liar pimpinan Tubir (Yayan Ruhian).
Hingga akhirnya, pertemuan Ben dan Jody dengan kelompok kampung adat membuka kembali kesempatan mereka melawan.
Berbeda dengan Film Filosofi Kopi yang dominan sisi drama, Ben & Jody saat ini memakai jenis aksi.
(*)