Find Us On Social Media :

Bukan Karena Sakit, Penyebab Nelayan Ini Nekat Minta Disuntik Mati di Depan Wali Kota Buat Pengadilan Heran, Terkuak Alasan Pilu di Baliknya

By Mahdiyah, Sabtu, 8 Januari 2022 | 08:07 WIB

Ilustrasi Jarum Suntik.

Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah

Grid.ID - Baru-baru ini, kabar mengejutkan datang dari Lhokseumawe, Aceh.

Pasalnya, seorang nelayan nekat mengajukan permohonan ke pengadilan untuk disuntik mati.

Ya, ia adalah Nazaruddin Razali (59), nelayan yang tinggal di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.

Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Jumat (7/1/2022), Ketua Pengadilan Negeri Lhokseumawe, Nazir mengatakan bahwa pengajuan itu didaftarkan oleh Nazaruddin pada Kamis (6/1/2022) lalu.

Namun, data-data yang dibutuhkan untuk mengajukan permohonan itu belum lengkap.

"Pertama didaftar kemarin, tapi datanya belum lengkap. Hari ini sudah didaftar lagi untuk melengkapi berkas itu. Tadi saya lihat, sudah lengkap berkasnya," ujarnya.

Dirinya juga mengatakan bahwa persidangan permohonan suntik mati yang diajukan oleh Nazaruddin itu akan segera digelar.

"Hak masyarakat mengajukan permohonan di pengadilan. Tugas kita menyidangkan dan melihat dasar hukumnya. Apakah ada dasar hukumnya atau tidak, itu nanti yang dilihat oleh hakim," lanjutnya.

Kendati begitu, penyebab Nazaruddin mengajukan permohonan untuk suntik mati di depan Walikota Lhokseumawe itu membuat Nazir heran.

"Sepanjang saya berkarier di pengadilan, ini kasus unik dan baru pertama kali terjadi. Kalau di negara barat, itu biasanya dimohon suntik mati karena penyakit yang bertahun-tahun dan tidak sembuh-sembuh. Ini unik sekali, baru kali ini saya melihat kasus begini," ungkapNazir.

Baca Juga: Terkulai Lemas dengan Kaki dan Tangan Dirantai Besi, Bocah 5 Tahun yang Ditemukan di Rumah Kosong Ternyata Juga Alami Hal Tragis Ini, Luka di Tubuh Ini Jadi Saksi Bisu

Ya, dikutip Grid.ID dari TribunMedan.com pada Jumat (7/1/2022), terkuak alasan Nazaruddin mengajukan suntik mati tersebut.

Bukan disebabkan penyakit, ternyata hal disebabkan oleh rasa kecewa terhadap keputusan Pemerintah Kota Lhokseumawe yang akan merelokasi petani keramba budidaya ikan di Waduk Pusong.

"Jika pemerintah tidak peduli lagi kepada kami para petani keramba di Waduk Pusong, saya minta disuntik mati saja di depan Wali Kota Lhokseumawe beserta Muspika Banda Sakti," ujar Nazaruddin.

Nazaruddin berpendapat bahwa keputusan relokasi itu tidak berpihak kepada dirinya sebagai rakyat kecil.

Selain itu, menurutnya keramba budidaya itu adalah mata pencahariannya selama bertahun-tahun dan turun temurun.

"Saya harus menanggung beban untuk membiayai kehidupan istri dan tiga anak-anak serta dua cucu," kata Nazaruddin.

"Jika usaha keramba budi daya ikan digusur, bagaimana nasib kami. Makanya lebih baik saya disuntik mati saja," sambungnya.

Tak hanya itu, ekonominya pun kian terpuruk sejak pemerintah mengumumkan bahwa air Waduk Pusong sudah tercemar limbah.

Alhasil penjualan ikan tangkapan dari waduk itu pun menurun lantaran masyarakat takut membeli ikan dari air yang tercemar.

"Katanya air waduk mengandung limbah. Padahal, kami sudah puluhan tahun makan ikan budi daya di waduk dan juga setiap hari mandi, tapi tidak mengalami masalah kesehatan," ungkapnya.

Baca Juga: Kisahnya Viral Karena Jual Gambar Buatan Tangannya Secara Online, Bocah Kelas 4 SD Ini Auto Dapat Bimbel Gratis dari E-Commerce Terkait

Selain itu, dirinya mengaku trauma lantaran sudah berkali-kali didatangi aparat.

Nazaruddin juga masih berharap agar relokasi tersebut segera dibatalkan.

"Saya sangat trauma, karena setiap hari ada aparat yang datang. Kejadian ini mengingatkan saya seperti masa konflik masa lalu. Kami berharap penggusuran ini segera dibatalkan karena ini menyangkut dengan penghidupan kami," jelasnya.

(*)