Ali dan banyak orang lainnya berpendapat bahwa invasi George Bush tahun 2003 silam itu membuat salah satu kelompok teroris paling brutal, ISIS, bangkit.
Pada tahun 2014, kelompok tersebut merebut wilayah yang luas di Irak dan Suriah dan pada tahun-tahun berikutnya mereka melakukan serangan di seluruh dunia.
Ali Salah yang melarikan diri dari Irak Utara ketika ISIS menyerbu wilayahnya dan ingat ketika pesawat tempur F16 turun ke negaranya setuju.
“Selamat kepada Inggris dan AS!"
"Ini karena kau berhasil menjatuhkan bom di mana-mana," tandas Salah.
Oleh karenanya Salah mengatakan Sir Tony bertanggung jawab secara pribadi karena menyebabkan kematian warga sipil maupun prajurit yang tak terhitung jumlahnya.
Kritik semakin besar untuk Sir Tony karena kegagalan AS untuk menemukan senjata pemusnah massal yang menjadi alasan nyata untuk invasi ke Irak.
Sir Tony percaya bahwa Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal.
Namun tidak ada yang bisa membuktikan hal tersebut.
Alhasil, akibat dari invasi itu sungguh mengerikan.
Ratusan ribu nyawa melayang, serta ketidakstabilan dan kekacauan yang berkelanjutan di negara itu.
Tindakan pasukan Inggris mendapat kecaman dari Pengadilan Kriminal Internasional dengan klaim 'pembunuhan yang disengaja' dan 'tuduhan yang kredibel tentang penyiksaan dan pemerkosaan'.
Dan Sir Tony pernah berkata bahwa dia 'tidak dapat menyesali' keputusan untuk mendukung perang di Irak.
Padahal jutaan nyawa warga Irak telah tercabik-cabik dan kesedihan seumur hidup mereka tidak akan pernah bisa diperbaiki.
Sebuah negara yang dulu diselimuti oleh warisan Alkitab kuno, sekarang semuanya hancur.
(*)