Find Us On Social Media :

Sah! BPOM Terbitkan Izin Darurat Penggunaan 5 Jenis Vaksin Sebagai Booster, Apa Saja?

By Citra Widani, Senin, 10 Januari 2022 | 14:51 WIB

Kepala BPOM RI, Penny Lukito dalam konferensi pers soal vaksin Covid-19 booster atau lanjutan.

Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma

Grid.ID - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Lukito menggelar konferensi pers terkait penggunaan vaksin Covid-19 booster atau lanjutan.

Pihaknya telah menerbitkan izin darurat atau Emergency Use (EUA) penggunaan vaksin lanjutan Covid-19 untuk 5 jenis vaksin saja.

Lima jenis vaksin tersebut adalah vaksin Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.

Coronavac PT Bio Farma adalah vaksin Coronavac yang diproduksi oleh Sinovac, nama perusahaan asal Tiongkok.

"Pertama vaksin Coronavac PT Bio Farma."

"Ini adalah untuk booster homologus (satu jenis vaksin) akan diberikan sebanyak 1 dosis setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap untuk usia 18 tahun," ujar Penny, dikutip dari Youtube Badan POM RI via Kompas.com, Senin (10/1/2022).

Homologus artinya adalah vaksin booster yang disuntikkan harus sesuai dengan jenis vaksin di dosis pertama dan kedua.

Sehingga vaksin booster jenis Coronavac hanya bisa digunakan oleh masyarakat di atas 18 tahun yang sebelumnya telah disuntik vaksin Coronavac dosis lengkap.

Jenis vaksin kedua yakni vaksin Pfizer, yang juga bersifat homologus.

Vaksin Pfizer dapat diberikan sebagai vaksin booster dengan pemberian dosis lengkap, khusus untuk masyarakat usia 18 tahun ke atas.

Baca Juga: Begini Kondisi Terkini Ashanty Saat Dituding Terjangkit Virus Omicron, Istri Anang Hermansyah Singgung Soal Efektivitas Vaksin

Vaksin ketiga yakni jenis vaksin AstraZeneca, yang juga bersifat homologus.

"Kemudian, vaksin AstraZeneca sifatnya juga homologus juga ini menunjukkan data keamanan dapat ditoleransi dengan baik dan ringan," sambung Penny.

Berbeda dengan 3 jenis vaksin sebelumnya, vaksin Moderna yang bersifat homologus hanya akan diberi setengah dosis.

Akan tetapi, vaksin booster Moderna dapat bersifat heterologus (jenis vaksin berbeda) jika di dosis kedua yang disuntikkan adalah vaksin jenis AstraZeneca dan Johnson and Johnson.

Heterologus adalah vaksin booster yang dapat disuntikkan pada masyarakat dengan jenis vaksin yang berbeda di dosis sebelumnya.

"Heterologus vaksin Moderna ke vaksin primernya adalah AZ dan Johnson and Johnson dengan dosis setengah."

"Ini menunjukkan respon imun antibodi netralisasi sebesar 13 kalinya, setelah dosis booster," ucapnya.

Vaksin kelima yang mendapatkan izin daruat penggunaan adalah vaksin Zifivax dengan sifat heterologus.

Namun, jika di dosis sebelumnya mendapatkan jenis vaksin Sinopharm atau Sinovac, dan ingin disuntik booster dengan vaksin Zifivax, maka harus menunggu minimal 6 bulan.

"Untuk heterologus ke vaksin primer sinovac dan sinopharm, pemberian 6 bulan ke atas," pungkasnya.

Baca Juga: ‘Saya Dibayar Rp 100 Ribu Hingga Rp 800 Ribu’ Kata Seorang Pria yang Jadi Joki Vaksin Covid-19 Sebanyak 16 Kali, Ternyata Ini Efeknya Bagi Tubuh

(*)