Find Us On Social Media :

Saat Remaja Dipaksa Keluarkan Sperma oleh Ibunya Sendiri, Pria ini Justru Berterima Kasih dan Bersyukur, Ini Alasannya!

By None, Jumat, 14 Januari 2022 | 07:48 WIB

Jason Kotas bersama kedua orang tuanya.

Grid.ID - Pria bernama Jason Kotas yang berasal dari Colorado, Amerika Serikat ini saat remaja dipaksa sang ibu untuk mengeluarkan sperma.

Meski awalnya tak mengerti dengan tindakan ibunya untuk mengeluarkan sperma, Jason kini justru berterima kasih.

Aksi ibunya yang memaksa dirinya mengeluarkan sperma saat remaja justru memberi harapan baru buatnya di masa depan.

Semasa remaja rupanya Jason pernah mengidap kanker.

Jason didiagnosis menderita kanker tulang oleh dokter setelah didapati benjolan sebesar bola baseball di belakang pundak kirinya.

"Kisah saya dimulai pada tahun 1995. Saya terbangun di ICU di Rumah Sakit Anak Colorado dengan lebih dari 170 staples di punggung saya," Jason menceritakan kisahnya kepada University of Colorado OB-GYN.

"Mereka telah mengangkat tiga tulang rusuk saya dan sebagian paru-paru saya. Saat itulah saya mengetahui bahwa saya menderita kanker," sambungnya.

Jason yang berusia 20 tahun berjuang untuk memahami diagnosisnya, sarkoma Ewing.

Bentuk kanker tulang pediatrik yang langka dan agresif ini telah tumbuh seukuran bola softball, menempel di tulang rusuknya dan menyebabkan sakit punggung yang memaksanya berkunjung ke dokter.

Baca Juga: 6 Langkah Agar Sperma Lebih Sehat, Jenis Pakaian Dalam Ternyata Berpengaruh Loh!

Padahal, beberapa bulan sebelum operasi, Jason adalah atlet perguruan tinggi yang sehat dengan masa depan yang cerah.

Meski berhasil dilakukan pengangkatan tumor, tapi Jason diharusnya menjalani kemoterapi dan radiasi selama beberapa tahun.

Dokter lantas mengatakan kepada ibunya bahwa perawatan itu dapat memiliki efek samping, yaitu membuat Jason lemah hingga mengalami kebotakan.

Hal yang paling mengkhawatirkan ibu Jason adalah tindakan ini berisiko menyebabkan kemandulan, meski perawatan tersebut dapat menyembuhkan penyakit kanker di tubuh Jason.

Setelah mendengar keterangan dokter tersebut, lantas ibu Jason memaksa Jason untuk mengeluarkan spermannya dan memasukannya ke dalam stoples.

Bertahun-tahun kemudian, Jason baru mengetahui bahwa sperma itu dibawa ibunya ke bank sperma untuk dibekukan.

Ketika itu, Jason sama sekali tak mengerti dengan apa yang dilakukan ibunya terhadap dirinya tersebut.

Ibu Jason hanya berkata, bahwa Jason akan menyetujui apa yang dilakukannya tersebut suatu hari nanti.

Setelah hampir satu tahun kemoterapi diikuti oleh dua bulan radiasi yang ditargetkan, tidak ada lagi tanda-tanda kanker yang terdeteksi di tubuh Jason.

Baca Juga: Sudah Jadi Janda di Usia 18 Tahun, Artis Cantik ini Ingin Jalani Hubungan Tanpa Ikatan Pernikahan dan Memilih Punya Anak dari Donor Sperma

Jason resmi sembuh dari kanker.

Kisah Jason berlanjut, 15 tahun kemudian, ketika Jason sudah menjadi manajer rumah sakit dan bertemu wanita yang dicintainya yaitu Emily.

Jason kemudian menikahinya dan berkeinginan memiliki anak.

Tapi sayang, ternyata Jason dinyatakan mandul karena saat masih remaja ia pernah mengalami kemoterapi dan radiasi.

"Setelah kami menikah, kami mulai berbicara tentang memiliki anak segera," kata Jason.

"Kami berdua mencintai anak-anak dan sangat ingin memiliki keluarga."

Saat itulah Jason kemudian ingat dengan apa yang pernah dilakukan ibunya, ia ingat bahwa spermanya pernah dibekukan dan disimpan di bank sperma.

Jason dan Emily kemudian memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung di Rumah Sakit Anak yang berafiliasi dengan University of Colorado (OB-GYN University of Colorado).

"Ketika Anda berada di awal perjalanan ini, itu menakutkan. Ada begitu banyak pertanyaan dan begitu banyak ketidakpastian," kata Jason.

Baca Juga: Bikin Geger, Mengeluarkan Sperma Setiap Hari Berbahaya bagi Pria, Mitos atau Fakta?

Jason dan Emily awalnya mempertimbangkan inseminasi intrauterin (IUI), tetapi mengetahui bahwa sampel sperma mereka terbatas, mereka akhirnya memutuskan untuk menjalani fertilisasi in vitro (IVF) untuk meningkatkan peluang keberhasilan mereka.

Sepanjang proses IVF, pasangan ini sangat bergantung pada wawasan dan dukungan Dr. Santoro yang merupakan direktur program.

Ketika tiba saatnya untuk melakukan pengambilan telur Emily, pasangan itu sangat senang mengetahui bahwa mereka bisa mendapatkan dengan 18 telur.

Telur itulah nantinya yang akan digunakan untuk dibuahi dengan sperma Jason yang sudah lama diawetkan.

Setelah melewati rangkaian prosedur, akhirnya mereka memiliki delapan embrio.

Pengujian genetik mengungkapkan bahwa empat dari delapan embrio sehat, dua laki-laki dan dua perempuan.

"Kami merasa tidak nyaman memilih jenis kelamin, jadi kami meminta mereka untuk memilihkan untuk kami," kenang Jason.

Setelah kehamilan yang sehat dan lancar, Emily melahirkan bayi pada 22 Oktober 2016 dan diberi nama Sam.

Jason dan Emily benar-benar tak menduga apa yang dilakukan ibunya saat Jason masih remaja justru akan menjadi karunia bagi mereka setelah berpuluh tahun kemudian, mereka sangat mensyukurinya.

Baca Juga: Ingin Dapat Momongan, Kesha Ratuliu Ungkap Suaminya Berhenti Merokok, Bagaimana Cara Rokok Mempengaruhi Kesuburan? 

Berkat ibu Jason, mereka dapat memiliki anak dari darah daging mereka sendiri.

Hari ini Jason dan Emily menikmati kegembiraan menjadi orang tua, mengetahui tiga embrio beku mereka sedang menunggu mereka di ARM jika mereka ingin memiliki lebih banyak anak.

"Kami sudah mulai melakukan pembahasan itu," kata Jason dengan semangat.

"Yang keren adalah kemungkinan itu ada. Jika saya seorang penjudi, saya akan mengatakan bahwa kami akan kembali ke CU OB-GYN."

Artikel ini telah tayang di National Geographic dengan judul Pria Ini Bersyukur Pernah Dipaksa Mengeluarkan Sperma oleh Ibunya

(*)