Grid.ID - Ketika pertama kali film Titanic ditayangkan pada akhir tahun 1997, sambutan yang diterimanya begitu gegap gempita.
Para sineas memujinya sebagai sinema terbaik, karya terhebat, juga film yang dibuat dengan cerdas dan mengagumkan.
Tak tanggung-tanggung, 4 penghargaan Golden Globe dan 11 piala Oscar pun berhasil diboyong.
Belum lagi sederet penghargaan lainnya yang daftarnya terlalu panjang untuk disebutkan.
Tak ayal, kepopuleran itu membuat sejarah kapal Titanic dikenal cukup luas.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kapal mewah yang digadang-gadang mustahil tenggelam itu ternyata mengalami nasib buruk pada pelayaran pertamanya, hantaman ke gunung es membuatnya karam dan menewaskan 1.500 penumpang.
Peristiwa itu pun dianggap sebagai salah satu tragedi paling terkenal dalam sejarah dunia maritim.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa tiga puluh tiga tahun setelah Titanic terkubur di samudera, ada satu kapal mewah lain yang mengalami kejadian serupa, bahkan dengan nasib yang jauh lebih tragis.
Wilhelm Gustloff adalah kapal pesiar asal Jerman yang awalnya dijadikan arena berlibur bagi para pendukung Nazi.
Namun, di tengah kecamuk Perang Dunia II, kapal tersebut dialihfungsikan menjadi armada pembantu perang.
Hingga akhirnya, pada tahun 1945, Wilhelm Gustloff ditugaskan untuk mengangkut pengungsi dari Pelabuhan Gotenhafen di Prusia Timur ke Jerman.