Ini karena hal tersebut merupakan perjanjian rahasia dirinya dengan pemerintah.
Namun, ia menegaskan kalau bayaran ini tidaklah penting.
Karena yang terpenting bagi dia adalah pekerjaannya ini membuatnya bangga karena melakukan pekerjaan Tuhan.
"Saya sangat bangga melakukan pekerjaan Tuhan," Kata Al-Beshi.
Ia pun mengungkapkan kalau pedang kebanggannya yang biasa ia gunakan untuk eksekusi ini bernilai sekitar 20.000 riyal atau sekitar Rp 75 juta.
"Ini hadiah dari pemerintah. Aku merawatnya dan menajamkannya sesekali serta memastikan untuk membersihkannya dari noda darah," katanya.
"Ini sangat tajam, orang-orang bahkan kagum betapa cepatnya aku dapat memisahkan kepala dari tubuh tereksekusi," tambahnya.
Bagi Al-Beshi, mereka tereksekusi menyerahkan diri mereka sebelum dibunuh meskipun mungkin mereka berharap untuk diampuni.
Saat melakukan eksekusi, satu-satunya percakapan yang terjadi adalah ia mengatakan kepada tahanan untuk mengatakan Syahadat sebelum dieksekusi.
"Hati dan pikiran mereka terangkat, dengan melafalkan Syahadat ketika mereka sampai di alun-alun, lalu aku membaca perintah eksekusi, dan dengan sinyal aku memotong kepala tahanan," katanya.
Tidak ada perbedaan yang mendasar antara mengeksekusi pria dan wanita.
Kecuali wanita yang mengenakan jilbab, tidak ada yang diizinkan di dekat mereka, sebelum waktu eksekusi tiba.
Saat mengeksekusi wanita, ia memiliki pilihan senjata, "itu tergantung senjata apa yang mereka inginkan, terkadang pedang atau senjata lainnya, namun sebagian besar menggunakan pedang."
Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul Punya Gaji Layak Hingga Miliki Tunjangan Istimewa dari Pemerintah, Beginilah Nikmatnya Bekerja Sebagai Pemenggal Kepala di Arab Saudi
(*)