Laporan Wartawan Grid.ID, Hana Futari
Grid.ID - Herayati membuktikan bahwa keterbatasan finansial kedua orang tuanya tak menghalangi kesuksesan yang dia raih.
Pasalnya, putri dari seorang tukang becak ini berhasil menamatkan kuliahnya di ITB pada 2018 lalu.
Bahkan, Herayati berhasil lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,77.
Diwartakan Grid.ID pada 2019 lalu, belum genap setahun pasca kelulusannya, Herayati kembali menorehkan prestasi di bidang pendidikan.
Gadis 22 tahun ini berhasil menyelesaikan studi S2 di ITB hanya dalam waktu 10 bulan.
Tak main-main, gadis kelahiran 17 April 1997 itu kembali berhasil lulus S2 dan mendapat predikat cumlaude dengan IPK 3,8.
Dikutip Grid.ID dari Pos Belitung melalui Tribun Jabar, Herayati menceritakan awal mula impiannya untuk mengenyam pendidikan di ITB.
Menurut gadis yang akrab disapa Hera ini, keinginan tersebut sudah tertanam di dirinya sejak SMP.
"Saya masuk ITB tahun 2014. Awalnya diceritakan sama guru SMP yang alumnus ITB, dan beliau ternyata dapat beasiswa full. Dari situ Hera pengen kuliah tapi dapat beasiswa full," kata gadis asal Cilegon tersebut.
Keterbatasan pengetahuan tentang kampus di Indonesia pun membuat Herayati begitu fokus pada ITB.
"Nah yang Hera tahu cuma ITB doang. Yang dipikiran cuma ITB dan ITB," katanya.
Keinginan berkuliah di ITB pun semakin besar ketika Hera tertarik dengan mata pelajaran Kimia saat di bangku SMA.
"Selain itu, Hera juga suka sama kimia pas SMA. Dan jurusan kimia terbaik di Indonesia memang ada di ITB." imbuhnya.
Meskipun memiliki keinginan tinggi untuk pendidikannya, Hera mengaku awalnya jika keputusannya untuk kuliah di ITB sempat membuat kedua orangtuanya, Sawiri (67) dan Durah (63), khawatir.
Namun beruntung, orangtuanya diyakinkan oleh tetangga, hingga akhirnya memperbolehkan Herayati berkuliah di ITB.
"Orangtua dibilang sama tetangga, 'Sudah pak, Hera mah dikuliahin saja'. Nah pas Hera bilang mau ke ITB, orang tua sebenarnya khawatir tapi enggak pernah bilang 'jangan'. Jadi mungkin khawatirnya dipendam.
"Bahkan orangtua saya bilang, 'masalah biaya urusan belakangan yang penting masuk dulu'," sambungnya.
Berkat dukungan kedua orangtua, keinginan, dan kedisiplinannya, Herayati berhasil membuktikan jika ia mampu menjadi salah satu lulusan terbaik ITB.
Kini, Hera pun mulai memetik kegigihannya untuk mengenyam pendidikan.
Gadis tersebut menjadi dosen di usianya yang terbilang muda.
Herayati kini sudah menjadi dosen kimia di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
"2018 lalu saya diminta datang ke Untirta, tapi saat itu saya baru lulus S1, sementara jadi dosen minimal S2," ungkap Hera, dikutip Grid.ID dariKompas.com.
Herayati, mengajar kimia dasar untuk para mahasiswanya mulai September 2019.
Kini, Herayati memiliki keinginan untuk menjadi dosen tetap dan PNS.
(*)