Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Siapa sih yang nggak doyan tahu? Makanan berbahan dasar kedelai ini sudah sangat merakyat.
Sebab tahu seringkali dijual dengan harga yang murah meriah, tapi kaya kandungan nutrisi.
Mengutip Kompas.com, kedelai yang menjadi bahan dasar tahu mengandung phytoestrogen atau yang dikenal dengan isoflavon, itu sama dengan struktur hormon estrogen perempuan.
Isoflavon tersebut bisa mengurangi gejala kesehatan yang muncul karena kekurangan estrogen pada masa menopause, loh.
Penelitian North American Menopause Society menyebut kalau kedelai membantu sejumlah perempuan menghadapi hot flashes saat gejala menopause.
Bahkan, konsumsi tahu juga bisa mencegah kanker.
Satu analisa yang dilakukan terhadap 35 penelitian menemukan, ternyata kedelai mengurangi risiko kanker payudara pada perempuan di Asia.
Penelitian Tufts University menyebut kalau kedelai mampu memberi manfaat bagi perempuan dalam mengurangi risiko kanker payudara agresif.
Bukan hanya itu, kedelai juga bisa membantu para penderita kanker prostat sembuh lebih cepat, daripada mereka yang tidak mengonsumsinya.
Bahkan dalam beberapa kasus, kedelai mampu melindungi tubuh dari kanker usus.
Tapi yang perlu diingat, semua manfaat tersebut bisa dapatkan kalau mengonsumsi tahu yang masih dalam keadaan bagus dan segar.
Kalau kondisi tahu sudah busuk, bukannya manfaat, justru tahu akan membawa penyakit serius bagi yang mengonsumsinya.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri tahu yang baik dan buruk.
Dirangkum Grid.ID dari Tribun Jabar, Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Pusat, Bayu Sari Hastuti mengatakan, dari sidak yang dilakukan di sejumlah pasar tradisional memang ditemukan cukup banyak tahu yang mengandung formalin.
Formalin sendiri digunakan agar tahu bisa bertahan lebih lama.
"Ada bahan pangan seperti tahu yang sering dikasih formalin supaya enggak cepat busuk," kata Bayu saat dihubungi, Rabu (30/5/2018).
Diduga pemberian formalin pada tahu tidak dilakukan di pabrik produksi, tapi di distributor agar tahu yang dijual bisa awet.
Sebagai pembeli, kita bisa menandai tahu yang diberi formalin dengan memegang tahu tersebut.
Apabila tahu terasa lebih kenyal, maka patut dicurigai tahu tersebut telah diberi formalin.
Kita juga bisa mengetahui apakah tahu tersebut berformalin atau tidak dengan mendiamkannya selama semalaman.
Apabila tahu tidak busuk, maka patut diduga tahu tersebut mengandung formalin.
"Kami sudah telusuri sampai pabriknya, bersih airnya, bahan bakunya, enggak ada formalin, jadi mungkin distributornya. Distributornya ngambil, ngasih ke pedagang supaya awet, kan pedagang enggak tahu kalau ada formalinnya," lanjut Bayu.
Oleh karena itu, sebelum membeli tahu, kita perlu memeriksanya dengan cara di atas.
(*)