"Akhirnya di situ gue memang lumayan langsung panik, langsung nangis, di situ gue bilang sama diri gue sendiri gak papa bisa-bisa, jalanin aja, jalanin," sambungnya.
Tak sampai disana, Rachel juga membeberkan kondisinya yang sempat menerima serangan fisik dari oknum yang kala itu ikut mengerumuninya di Polda.
Cubitan hingga pukulan di kepala adalah makanan sehari-hari yang dirasakannya tiap kali mendatangi Polda.
"Mungkin ini oknum, mungkin ini orang iseng yang kita gak tahu, itu setiap gue masuk ke Polda itu mereka cubit-cubit gue gitu, toyor gini (memukul kepala), ngasih kata-kata kasar."
"Biasanya dulu setiap ada orang yang merendahkan gue seperti itu gue pasti ngelawan, gue seratus persen pasti ngelawan, bahkan bisa menggila gue ngelawannya," imbuh mantan istri Niko Al-Hakim itu. Rachel pun hanya bisa pasrah, ia bahkan sempat bergumam dalam hati agar menerima serangan yang lebih sadis sehingga masalah dapat segera terselesaikan.
"Tapi, pada saat itu gue mikir, sumpah kalau lu mau bunuh gue pada saat itu, lu mau tusuk gue pada saat itu, kayak gue ikhlas gitu."
"Kayak mendingan lu tusuk gue aja deh, gue juga pengin ini semua selesai kok," paparnya.
Untuk diketahui bahwa Rachel Vennya beserta kekasih dan manajernya kabur dari karantina Covid-19 pasca kembali dari New York, Amerika Serikat.
Alasan rindu dengan anak mendorong Rachel untuk melakukan kejahatan yang membahayakan nyawa jutaan masyarakat.
(*)