Baginya, warga seharusnya mengkritik pemerintah yang memutuskan kebijakan tersebut. Ian juga tak lupa menandai Instagram Presiden Joko Widodo dalam unggahannya.
"Jika ingin mengkritik, kritiklah kebijakannya.. bukan daerahnya !! Salam bungas warga banua @jokowi," tutupnya.
Soal ucapannya yang menyinggung warga Kalimantan, Edy Mulyadi telah mengucapkan permintaan maafnya.
Melansir Kompas,com, Edy menyebut bahwa istilah 'Jin buang anak' adalah istilah yang biasa digunakan, bahkan istilah serupa juga sempat digunakan untuk kawasan BSD dan Monas.
“Nah di Jakarta, tempat jin buang anak itu untuk menggambarkan tempat yang jauh.”
“Jangankan Kalimantan, istilah, mohon maaf ya, Monas itu dulu tempat jin buang anak. BSD tuh tahun '80-an masih tempat jin buang anak. Istilah biasa,” ucapnya.
Meski ada banyak pro kontra dalam ucapannya, Edy tetap meminta maaf kepada semua pihak yang merasa tersinggung.
“Itu mau dianggap salah, tidak salah saya tetap minta maaf,” kata Edy.
Untuk diketahui bahwa Edy awalnya mengungkapkan kalimat tersebut saat mengomentari perpindahan ibu kota ke Kalimantan Timur yang menurutnya tidak tepat.
"Bisa memahami enggak, ini ada tempat elite punya sendiri yang harganya mahal punya gedung sendirian, lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak."
"Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak genderuwo ngapain bangun di sana," katanya.
(*)