Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Keberadaaan sebuah ruangan mirip penjara di rumah milik bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin, hingga kini masih menyita perhatian publik.
Pihak kepolisian pun sempat berencana untuk mengevakuasi para pemuda yang tinggal dalam penjara itu pada Selasa (25/1/2022) lalu.
Diketahui ada 27 pemuda yang tinggal di dalam penjara milik bupati Langkat tersebut.
Namun, upaya polisi justru mendapat penolakan keras dari warga sekitar yang merupakan keluarga 27 pemuda tersebut.
Dikutip dari artikel Grid.ID sebelumnya, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi membenarkan bahwa warga menolak keras upaya polisi untuk mengevakuasi para pemuda dari 'kerangkeng' tersebut.
"Itu rencana awal akan dipindahkan. Tetapi tim yang ada di sana sempat mendapat penolakan dari orang tua dan beberapa warga," ujarnya.
Bukan tanpa sebab, Hadi menjelaskan bahwa warga merasa fasilitas penjara tersebut sudah memadai untuk membina para pemuda yang menjadi pecandu narkoba.
Selain itu, selama anak-anak mereka dibina oleh Terbit, para warga tidak perlu membayarkan biaya apa pun.
"Mereka mengatakan ini tempat sudah layak, mereka mengatakan anak-anak saya, anak kambing yang ada di situ, tidak dipungut biaya. Kami juga tidak membayarnya," jelasnya.
Akhirnya, 27 pemuda tersebut pun dikembalikan kepada keluarga mereka.
Namun, baru-baru ini seorang warga mengungkap apa yang terjadi sebenarnya.
Dikutip Grid.ID dari TribunMedan.com pada Jumat (28/1/2022), Hermansyah yang merupakan seorang warga yang tinggal tak jauh dari rumah bupati Langkat itu mengungkap bahwa banyak pemuda yang kabur dari tempat tersebut.
Hal itu diduga karena mereka tidak tahan tinggal di tempat tersebut.
"Banyak juga yang lari," ujarnya.
"Enggak sanggup dia, enggak tahan, mau kebebasan mungkin," tambahnya.
Ia juga mengungkap bahwa para pemuda itu selalu dikawal untuk pergi ke perusahaan sawit milik Terbit.
Mereka pun akan terus diawasi oleh seorang mandor selama bekerja di perkebunan sawit itu.
Menurut penuturan Hermansyah, para mandor itu juga akan mengejar para pekerja yang kabur.
Setelah selesai bekerja, para pemuda itu pun juga akan langsung dijemput dan kembali ke 'kerangkeng'.
"Macam orang panen sawit juga, ada mandornya gitu, mantau aja, kalau lari dikejar juga. Makanya kalau ke pabrik dikawal," jelasnya.
(*)