Di antaranya adalah obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, kolesterol, hingga kanker yang mematikan.
Selain itu, terlalu sering mengonsumsi gorengan juga akan berisiko menumbuhkan jerawat dan memicu penuaan dini.
Mengutip Stylo Indonesia, risiko inilah yang disebutkan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin, Arini Astasari Widodo.
Hal ini lantaran proses penggorengan pada makanan yang meningkatkan molekul AGE (advanced glycation end product) yang mengakibatkan kerusakan kolagen dan elastin di dalam kulit.
Proses menggoreng makanan yang membutuhkan temperatur tinggi juga akan meningkatkan jumlah lemak trans.
Akibatnya, vitamin-vitamin yang ada di dalam makanan pun juga menjadi rusak, termasuk vitamin untuk kulit.
Untuk menyiasatinya, sebenarnya ada beberapa cara menikmati gorengan dengan cara yang lebih sehat.
Salah satunya adalah dengan mengganti minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun dan minyak kelapa.
Cara menggorengnya pun perlu diperhatikan, yaitu dengan menggoreng makanan pada suhu 176-190 derajat celcius.
Makanan yang digoreng dalam suhu terlalu panas dapat menghasilkan radikal bebas yang berdampak buruk bagi kesehatan.
Namun, cara yang paling baik untuk mengurangi risiko kesehatan adalah dengan mengganti metode memasak dari digoreng menjadi direbus atau dipanggang. (*)