Karena itu, pada malam Tahun Baru, orang-orang akan melarikan diri ke pegunungan terpencil dan menghindari serangan monster Nian.
Dulu, pada malam tahun baru orang-orang akan hidup dalam ketakutan.
Namun, setelah lelaki tua dengan rambut putih dan kulit kemerahan mengunjungi desa tersebut, Monster Nian pun terkalahkan.
Lelaki tua itu, menolak untuk bersembunyi di pegunungan bersama penduduk desa lain.
Lelaki tua itu berhasil menakut-nakuti monster dengan menempelkan kertas merah di pintu, membakar bambu untuk membuat suara retak yang keras (seperti petasan).
Kemudian, ia juga menyalakan lilin di rumah, dan mengenakan pakaian merah, yang kini menjadi tradisi setiap Imlek.
Dengan perlawanan lelaki tua tersebut, penduduk desa yang kembali pun terkejut menemukan bahwa desa tidak hancur sedikit pun.
Sejak saat itu, setiap Malam Tahun Baru, orang-orang melakukan apa yang dijalankan orang tua itu.
Benar saja, sampai saat ini monster Nian dipercaya tidak pernah muncul lagi.
Dengan demikian, tradisi ini terus berlangsung hingga menjadi satu cara penting untuk merayakan datangnya tahun baru Imlek.
Yaps, begitulah urban legend yang mengawali Imlek terus dirayakan sampai sekarang.
(*)