Cidin mengatakan bahwa semua korban menumpuk di bagian depan mobil.
"Kami warga langsung berdatangan ke lokasi mobil yang sudah terdampar di sisi kebun hanya sekitar 20 meter dari halaman rumah saya," ujarnya.
"Kondisinya mengerikan, seluruh penumpang menumpuk di kabin depan mobil, kabin sopir," jelasnya.
Cidin juga mengatakan bahwa warga membantu mengevakuasi korban satu persatu ke salah satu rumah warga.
Menurut pengakuannya, sang sopir yakni H Mamat (58), menjadi korban terakhir yang berhasil dievakuasi oleh warga.
Pasalnya, posisi sang sopir di bagian paling bawah di antara para korban.
"Seluruh korban dibawa ke teras rumah keponakan saya, Meti (30), sebelum dibawa pakai ambulans ke Puskesmas Panjalu," lanjutnya.
"Saat dievakuasi dari dalam mobil korban masih bernapas. Tapi begitu akan dibawa ke teras rumah Meti, napasnya sudah terhenti. Sudah meninggal."
"Satu lagi korban meninggal, nenek-nenek atas nama Ibu Een (75) meninggal saat dibawa ke puskesmas," jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa ada seorang ibu hamil yang juga menjadi korban dalam kecelakaan maut itu.
"Ada juga seorang ibu hamil. Tapi saya tidak sempat mencatat namanya. Kami sibuk mengevakuasi korban," jelasnya.
(*)