"Belum pernah dapat harga Rp 14.000 karena cepat habis," ucapnya.
Meski demikian, ayah dari 3 anak ini tak mau mengecewakan pembelinya dengan menaikkan harga dagangannya.
Alun pun memilih tak apa mendapatkan untung sedikit asal usahanya lancar.
"Harga cimol, tela-tela dan kentang goreng masih sama, enggak saya naikkan. Untung dikit enggak apa-apa, yang penting lancar. Kalau jual mahal kan kasihan pembeli," ujarnya.
Akibat dari harga minyak goreng yang masih mahal ini, pendapatan Alung pun berkurang dari yang biasanya mendapat Rp 700.000, kini hanya bisa meraup Rp 400.000.
(*)