Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID - Dunia tekstil dan fashion Indonesia memang industri yang menantang sekaligus menjanjikan.
Terutama industri fashion yang bergerak sangat cepat di mana setiap brand berlomba-lomba untuk menciptakan tren terbaru.
Setiap brand dituntut untuk mengeluarkan tren terbaru agar mempertahankan pasarnya sehingga tidak berpindah ke brand lainnya yang lebih menarik.
Untuk bertemu dengan ekspektasi market, salah satu yang perlu diperhatikan adalah teknik produksinya yang cepat dengan kualitas tinggi.
Karena itulah Epson Indonesia akhirnya resmi meluncurkan Epson Monna Lisa Evo Tre 16 di Indonesia yang sudah tersedia untuk dipasarkan sejak Oktober 2021.
Epson Monna Lisa Evo Tre 16 adalah printer tekstil digital Direct-to-Fabric dengan 16 printhead pertama di Indonesia.
Teknologi ini dapat memberi hasil cetak yang luas biasa dengan komposisi warna dan juga kecepatan mencetak yang menakjubkan.
Dengan teknologi ini, Epson Monna Lisa Evo Tre 16 tentunya dapat mendukung bisnis percetakan tekstil digital dan fashion di Indonesia.
Dalam acara Soft launching Monna Lisa Evo Tre 16 pada Senin (31/01/2022) di Bajukertas & Co, Bandung, Muto Yusuke selaku Managing Director Epson Indonesia pun menyebutkan keunggulan printer tekstil digital ini.
"Monna Lisa Evo Tre 16 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar tekstil industri, didukung dengan 16-printhead Precision Core untuk mencapai produktivitas tertinggi dalam seri printer direct-to-fabric revolusioner Epson," ujar Muto Yusuke.
Muto Yusuke juga menambahkan bahwa Monna Lisa Evo Tre 16 bisa menjadi pilihan ideal untuk bisnis percetakan karena dapat memenuhi tuntutan fleksibel pesanan kecil hingga besar pada berbagai macam kain.
Meski begitu, sebagai customer pertama di Indonesia pada Epson Monna Lisa Series sekaligus Textile Exeperient Center, pemilik Bajukertas & Co, Yoga Dwi Nugroho Adjie menyebutkan bahwa Bajukertas & Co bisa mencetak hingga 2000 meter per hari.
“Monna Lisa ini per hari bisa 2000 meter. Dengan 24 jam kita bisa 2000 meter,” ungkap Yoga.
Tak hanya itu, Yoga juga menyebutkan bahwa salah satu pertimbangannya untuk beralih dari metode sublimation ke direct-to-fabric adalah color fastness yang lebih unggul.
“Salah satu pertimbangan kita untuk beralih ke direct-to-fabric dibandingkan sublimation adalah color fastness kita skalanya bisa 4 sampai 5, sedangkan sublimation itu skalanya 1 sampai 2. Kelebihan direct-to-fabric juga warnanya bisa tembus sampai ke belakang (see through). Jadi kalau sublimation biasanya hanya di surface atau permukaan kain, kalau direct-to-fabric itu di tengah-tengah kain. Jadi tintanya lebih penetrasi ke dalam kain,” jelas Yoga.
Menurut Yoga, mesin Monna Lisa yang merupakan kolaborasi antara Robustelli dan Epson ini bisa membawa value atau nilai tambah lebih terhadap produk-produknya.
Tak hanya itu, Monna Lisa Evo Tre 16 disebut sebagai printer digital ramah lingkungan karena memberi keuntungan dari segi lingkungan.
Lina Mariani selaku Senior Manager of Commercial & Industrial Business Epson Indonesia menjelaskan bahwa mesin Monna Lisa Evo Tre 16 memberikan dampak lingkungan yang lebih sedikit.
“Terkait dengan limbah dan energi yang digunakan itu berbeda. Artinya, penggunaan air dan listrik untuk pencetakan digital itu jauh lebih kecil dari metode konvensional. Dengan metode digital ini limbah yang dihasilkan ini sangat-sangat kecil,” tutur Lina.
Rangkaian printhead baru ini menggabungkan kualitas, presisi, kecepatan, dan keandalan untuk hasil yang sangat baik.
Didukung dengan 16 printhead PrecisionCore baru, Monna Lisa Evo Tre 16 dapat mencapai kecepatan cetak produksi maksimum 417 meter persegi/jam (300×600 dpi, 1 pass).
Rangkaian printhead baru ini menggabungkan kualitas, presisi, kecepatan, dan keandalan untuk hasil yang sangat baik.
Selain sangat tahan lama, printer ini juga dirancang untuk perawatan yang mudah guna meminimalkan waktu henti.
Epson bersama For.Tex juga menciptakan tinta khusus untuk seri Monna Lisa yaitu tinta GENESTA dalam formulasi asam, reaktif, dan pigmen dalam kemasan vacuu degas yang memungkinkan presisi, keandalan, dan daya tahan cetakan pada kain.
Sistem manajemen tinta degassed vakum yang eksklusif dirancang untuk mencapai efisiensi maksimum sambil mengurangi limbah tinta.
Untuk kegunaan maksimal, fungsi 'Hot Swap' dari Monna Lisa Evo Tre 16 memungkinkan pengguna untuk mengganti kantong tinta 10 liter yang habis dengan yang baru bahkan saat operasi pencetakan sedang berlangsung.
Baca Juga: Lihat Fashion Hijab Olla Ramlan Perlihatkan Lekuk Tubuh Ramping dengan Padukan Bustier
Tinta Epson GENESTA bersertifikat ECO PASSPORT untuk memenuhi standar yang diakui secara global untuk pencetakan tekstil ramah lingkungan.
Selain itu, Acid Ink disetujui oleh bluesign®, dan tinta reaktif dan pigmen adalah GOTS (Global Organic Textile Standard) yang disetujui oleh ECOCERT.
Teknologi 16 printhead PrecisionCore baru pada Monna Lisa Evo Tre 16 ini diklaim dapat mencapai kecepatan produksi maksimum 417 meter persegi/jam (300x500 dpi, 1 pass).
Selain itu, Monna Lisa Evo Tre 16 juga dilengkapi dengan perekat termoplastik konveyor yang menahan kain dengan kuat dan aman sebagai upaya menghindari kerutan dan ketidakrataan, sehingga mengurangi masalah operasional dan berkontribusi pada penghematan biaya.
Perataan warna simetris memastikan urutan tumpang tindih warna yang konsisten dipertahankan selama pencetakan dua arah, dengan hasil reproduksi warna dan pola sangat seragam, memberikan hasil yang berkualitas baik dan tinggi. (*)