Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID — Beberapa orang tentu merasa takut dengan kematian, dan enggan dekat-dekat dengan peti mati.
Dilansir Grid.ID dari Reuters.com pada Rabu (2/2/2022), Tapi bagi sebagian warga Thailand, mereka malah berani berbaring di dalam peti mati.
Di sebuah kuil di pinggiran Bangkok, para peserta ritual ini menggenggam seikat bunga dan berbaring di peti mati.
Tubuh mereka diselimuti dengan selembar kain putih saat para biksu melantunkan mantra.
Kuil Wat Bangna Nai di ibukota Thailand ini telah menarik lebih dari 100 peserta yang melakukan ritual setiap harinya.
Dengan ritual ini, mereka berharap keberuntungan mereka meningkat atau memberi mereka awal yang baru.
Bagi sebagian orang, tekanan hidup selama pandemi membuat ritual ini menjadi lebih penting.
"Aku harus mengakui bahwa aku stres akhir-akhir ini karena penghasilanku berkurang karena pandemi," ujar Nutsarang Sihard, seorang pemilik warung makan berusia 52 tahun.
"Aku yakin semua orang di sini merasakan hal yang sama," sambungnya.
Peserta membayar 100 baht atau Rp 43 ribu, uang ini dugunakan untuk membeli bunga, lilin, dan pakaian yang menjadi bagian dari upacara.
Para peserta ini pun mengikuti instruksi para biksu dengan sungguh-sungguh.
Mula-mula mereka berbaring di peti mati dengan kepala menghadap ke barat atau arah jenazah dikuburkan.
Sebelum akhirnya berpindah sisi untuk melambangkan kelahiran kembali.
“Aku merasa seperti terlahir kembali, hidup kembali dan menjadi orang baru,” kata Nutsarang Sihard.
Peserta lain pada upacara tersebut, Chonlathit Nimimenwai (23) mengatakan bahwa ia hadir karena seorang peramal memberitahunya bahwa hidupnya dalam bahaya.
"Ramalan itu membuatku stres. Itu sebabnya aku di sini hari ini karena aku ingin merasa lebih baik," kata Chonlathit Nimkmenwai.
Tak disangka Banyak kuil di Thailand juga mengadakan upacara serupa.
Prakru Prapath Waranukij, biksu yang melakukan upacara ini mengatakan bahwa meskipun ritual tersebut diminati tapi tetap ada saja ada yang memberikan kritik.
Ia pun mengungkap bahwa ritual ini adalah hal baik karena membuat seseorang merenungkan kematian.
"Ini mengingatkan orang bahwa suatu hari kita akan mati, jadi kita harus berhati-hati dengan cara kita menjalani hidup," kata Prakru Prapath Waranukij.
(*)