Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, artis Kesha Ratuliu juga mengabarkan bahwa keluarganya terinfeksi virus tersebut.
Suami Kesha Ratuliu, Adhi Permana dinyatakan positif Covid-19.
Kemudian, putra Kesha Ratuliu Adhi Permana yang baru berusia 1,5 bulan pun dinyatakan serupa.
Sedangkan, Kesha Ratuliu sendiri dinyatakan negatif Covid-19.
Meskipun hasil tes PCR artis berusia 23 tahun itu negatif, tapi ia tetap memilih untuk menamai anak dan suaminya.
Kesha memilih berada dalam satu kamar dengan suami dan anaknya, Qwenzy untuk isolasi mandiri.
Hal itu dilakukan lantaran Kesha masih ingin memberikan ASI secara langsung untuk sang putra.
Disamping hal tersebut, artis bernama lengkap Sarasefeika Kesha Ratuliu itu juga menilai bahwa perasaan gembira adalah salah satu peningkat imun.
“Karna aku gamungkin pisah sama qwenzy karna aku pengen tetep mengasihi dia meskipun aku bisa pompa.”
“Jadi ya karna qwenzy udah positif kan sama aja aku satu ruangan sama yang positif jadi supaya ada support system kita gabungin. Emang happy tuh imun booster ter the best,” tulis Kesha Ratuliu dalam unggahan Instagram-nya yang Grid.ID kutip pada Kamis (3/2/2022).
Saat bayi terinfeksi Covid-19, ada beberapa hal yang bisa orangtua lakukan dan sangat perlu diperhatikan.
Melansir Kompas.com, simak hal-hal berikut ini:
1. Durasi
Bayi yang positif terinfeksi Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri hingga dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes PCR swab.
Akan tetapi, isolasi mandiri juga bisa bisa dilakukan selama 10 hari jika bayi tidak bergejala.
Apabila bergejala, isolasi mandiri ditambah 3 hari dari terakhir kali gejala muncul.
“Kalau memungkinkan, lakukan tes swab PCR lagi setidaknya 10 hari atau bahkan 14 hari dari tes swab PCR pertama,” kata Dokter spesialis anak RS Pondok Indah, Pondok Indah, dr. Yovita Ananta, Sp.A, MHSM, IBCLC.
2. Nutrisi
Asupan nutrisi adalah hal yang tidak boleh dilupakan.
Bayi yang terinfeksi Covid-19 harus diberi asupan nutrisi untuk membantu meningkatkan imun, seperti vitamin C, vitamin D, dan Zinc.
Saat bayi usia lebih dari 6 bulan dan telah mulai MPASI, pastikan mendapat gizi seimbang, seperti karbohidrat, protein lemak, sayur sumber vitamin, mineral, dan kurangi konsumsi gula.
Selain itu, bawa bayi berjemur setiap pagi agar mendapat asupan vitamin D dan udara segar.
3. Tanda gawat
Orangtua harus waspada jika mulai muncul tanda kegawatan pada bayi yang positif Covid-19:
- Anak banyak tidur atau kesadaran menurun
- Napas cepat
- Saturasi oksigen di bawah 95 persen
- Cekungan di dada, napas kembang kempis
- Muntah, mencret, dan tidak dapat masuk asupan
- Kejang
- Demam terus-menerus disertai mata merah, ruam, leher bengkak
- Anak dengan penyakit penyerta/penyakit kronik
- Tanda dehidrasi
Bayi usia di bawah dua bulan bisa disebut sesak napas jika napasnya di atas 60 kali per menit.
Sementara itu, pada bayi usia 2 bulan-1 tahun jika napasnya di atas 50 kali per menit, pada usia 1-5 thn jika napasnya di atas 40 kali, dan usia 5 tahun ke atas jika napasnya di atas 30 kali per menit.
“Cara menghitung pergerakan napas, perhatikan gerakan dada bayi, setiap tarikan napas dan embus napas itu dihitung satu kali napas. Hitung napas dalam satu menit penuh,” kata dr. Yovita.
Mengenai hidrasi, bayi usia 6 bulan masih membutuhkan ASI untuk memenuhi kebutuhan cairan.
Oleh sebab itu, waspada jika bayi tidak mau menyusu atau minum ASI.
“Selama aktif mau menyusu, pipisnya sering sekitar 2-3 jam sekali, warna urine jernih atau kuning muda, ubun-ubun tidak cekung, dan saat perut dicubit kembalinya cepat, itu berarti kebutuhan cairan bayi terpenuhi," jelas dr. Yovita.
4. Gejala
“Pada bayi memang agak sulit, karena belum bisa menyampaikan keluhan. Tapi, bisa diperhatikan, apakah bayi lebih rewel, cenderung lemas, atau menyusunya tampak berkurang karena mungkin indera perasanya terganggu,” kata dr. Yovita.
Oleh karena itu, orangtua harus lebih waspada jika gejala tersebut muncul setelah bayi diajak bepergian dan kontak dengan orang lain, apalagi orang tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
(*)