Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Artis Luna Maya baru saja mengalami penipuan hingga kehilangan uang hampir Rp 2 juta.
Mengutip Kompas.com, Luna Maya ditipu oleh pihak yang mengaku sebagai customer service sebuah perusahaan operator seluler melalui sambungan telepon.
Dari kejadian tersebut, Luna Maya mengalami kerugian Rp 1,9 juta lebih.
Awalnya, wanita berusia 38 tahun itu mendapatkan panggilan dari nomor telepon berawalan +1.
"+16 berapa lah gitu-gitu artinya kan sebenarnya itu WhatsApp ya," kata Luna dalam salah satu video YouTube Luna Maya.
Kemudian, penipu yang mengaku sebagai customer service dari operator seluler itu memberikan penawaran gratis telepon selama tiga bulan dan penawaran penggantian poin menjadi uang sebesar Rp 800.000 kepada Luna Maya.
Karena tahu kalau poin yang dimiliki memang banyak, Luna Maya pun tergiur dan mulai mengikuti semua instruksi yang diberikan.
Luna pun diarahkan masuk ke aplikasi M-Banking kemudian aplikasi E-Wallet.
Kemudian, ia diminta mengirimkan kode OTP dan memasukan nominal transfer sebesar Rp1,9 juta.
Setelah telepon dimatikan, wanita kelahiran Bali itu berinisiatif mengecek mutasi di dompet elektroniknya dan mendapati aktivitas debit.
Saat itu barulah Luna menyadari kalau dia baru saja ditipu.
Berbicara mengenai OTP atau one time password, itu merupakan adalah kode verifikasi yang hanya sekali pakai dan tidak bisa digunakan lagi dalam beberapa waktu yang telah ditentukan.
Lantas, bagaimana agar kita tidak mengalami penipuan kode OTP seperti yang dialami Luna Maya?
Dirangkum Grid.ID dari Kompas.tv via Parapuan.co, simak tips berikut ini:
1. Jangan berikan pada orang lain
Kita tidak boleh memberitahukan kode OTP kepada siapapun, terlebih orang yang tidak dikenal.
Bahkan, perusahaan atau pihak yang mengeluarkan atau mengirimkan kode tersebut pun tidak akan memintanya kembali.
Perlu diketahui kalau perusahaan atau penyedia layanan tentu sudah mempunyai akses terhadap data pengguna.
Oleh karena itu, mereka tidak perlu meminta OTP ke pengguna.
2. Data pribadi
Jangan mudah percaya, meskipun penelepon mengatasnamakan perusahaan atau penyedia layanan terkait.
Apabila modusnya dikirim lewat email, kita wajib mengecek alamat email-nya.
Pastikan alamat email tidak mengandung angka atau kode aneh.
Oleh karena itu, jangan mudah percaya jika ada yang meminta kode OTP atau data pribadi lainnya.
3. Fitur 2FA
Kita bisa memanfaatkan fitur two factor authentication (2FA) atau keamanan dua langkah yang biasanya tersedia di aplikasi transaksi keuangan.
Apabila berbentuk aplikasi, terutama yang melakukan transaksi keuangan dan ada lebih dari satu, usahakan gunakan password berbeda untuk setiap akun.
Hal tersebut untuk mencegah data pribadi bocor dan dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab.
4. Waspada SMS atau call forwarding
Terakhir, kita perlu waspada kalau mendapat pesan instruksi untuk menggunakan kode *21*.
Sebab kode tersebut biasanya digunakan untuk fitur SMS atau call forwarding guna mengalihkan seluruh pesan atau panggilan ke nomor tujuan.
(*)