"Sejak ada informasi harganya turun, sampai sekarang belum ada kiriman minyak goreng curah dari pabrik," imbuhnya.
Padahal, sebelum harga turun, toko milik Heri S biasanya mendapat kiriman sebanyak 15 drum minyak goreng curah setidaknya 2-3 kali dalam seminggu.
"Sebelumnya harga minyak goreng curah Rp 18.000 per liter sampai Rp 19.000 per liter. Tapi sekarang barangnya juga tidak ada," kata Naura Fianda.
Kini toko milik Heri S hanya menjual minyak goreng kemasan seharga Rp 14.000 per liter dan pembeliannya dibatasi maksimal dua liter per orang.
Sementara itu, kelangkaan minya goreng juga terjadi di sejumlah peritel modern lainnya.
Menanggapi fenomena tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi pun buka suara.
Mengutip dari Kompas.com, Muhammad Lutfi menyebut, masalah itu disebabkan tingginya permintaan minyak goreng oleh masyarakat.
Meski demikian, Mendag menjamin bahwa ketersedian dan pasokan minyak goreng akan terjaga dengan baik.
Selain itu, Mendag juga berencana mengunjungi produsen minyak sawit guna memastikan distribusi minyak goreng bisa berjalan dengan normal.
Dengan mengunjungi produsen minyak sawit, Mendag berharap distribusi minyak nabati bisa sesuai dengan HET yang berlaku.
(*)