Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Jalan Malioboro sangat melekat dengan kota Yogyakarta atau Jogja.
Kawasan ini diramaikan dengan pedagang kaki lima (PKL) yang menjual aneka barang, seperti pernak-pernik, kaos, makanan, dan sebagainya.
Akan tetapi, setelah puluhan tahun, sekarang para PKL tidak lagi berjualan di area trotoar Malioboro.
Terhitung sejak Selasa (1/2/2022), PKL Malioboro menempati lokasi baru yang disiapkan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mengutip Kompas.com, PKL ditempatkan di sebuah lokasi yang dinamai Teras Malioboro.
Ada dua bangunan yang menjadi tempat berjualan PKL, yaitu Teras Malioboro 1 (eks Bioskop Indra) dan Teras Malioboro 2 (bekas gedung Dinas Pariwisata).
Berbicara mengenai Malioboro, kawasan ini seolah menjadi destinasi wajib saat berkunjung ke Jogjakarta.
Malioboro sangat populer menjadi area belanja bagi wisatawan.
Bahkan, untuk sekadar berjalan-jalan, kawasan Malioboro adalah lokasi yang tepat.
Dikutip Grid.ID dari Tribun Jogja, kata Malioboro sendiri merujuk pada satu kawasan jalan, yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga perempatan Kantor Pos Yogyakarta.
Bukan hanya menjadi area belanja, Malioboro juga menyimpan tempat-tempat bersejarah, seperti Benteng Vredeburg, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, dan Pasar Beringharjo.
Populer di kalangan masyarakat, tapi apakah kamu tahu bagaimana asal-usul nama Malioboro?
Ternyata Malioboro diambil dari bahasa Sansakerta "Malyabhara" yang berarti karangan bunga.
Akan tetapi, ada juga beberapa ahli menyebut bahwa nama Malioboro berasal dari nama seorang kolonial Inggris bernama Marlborough yang pernah tinggal di Yogyakarta pada tahun 1811 - 1816 M.
Mengenai pembangunannya, Malioboro dibangun pada awal abad ke-19 dan didesain sebagai kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan.
Fakta menarik, ternyata Malioboro sudah terkenal sejak era kolonial tahun 1790-1945, loh.
Keunikan lainnya, laman arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id, menjelaskan kalau salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar menawar.
Itulah adalah salah satu khas transaksi di sana.
Jika berhasil menawar, wisatawan akan mendapatkan harga terbaik.
(*)