Mayangsari disebut sebagai pelakor karena telah mendekati Bambang ketika masih beristrikan Halimah.
Melansir dari Tabloid Nova Edisi 1009-XX-25 Juni-1 Juli 2007, terungkap detik-detik bersejarah pernikahan Bambang dan Mayangsari.
Rekaman peristiwa itu konon berlangsung di ruang tamu kediaman Mayangsari, simprug Golf VXI No 36 pada 7 Juli 2000 lalu.
Menurut sebuah sumber, sofa kuning yang dipakai saat akad nikah sudah diboyong ke rumah orang tua Mayangsari di Purwokerto.
Meski sudah lama tersimpan, namun obyek foto masih terlihat jelas dan tegas, betapa biasa-biasa saja acara pernikahan tersebut jika dibandingkan dengan pernikahan Bambang dan Halimah.
Mayangsari sempat ditolak menjadi bagian dari menantu Keluarga Cendana khususnya oleh Ibu Tien Soeharto.
Melansir gridpop.id, "Almarhum Ibu Tien Soeharto merupakan tokoh pendukung PP 10 tentang larangan poligami maksudnya kan jelas. Jadi, istri sah Bambang adalah Halimah, dan cucu yang sah adalah anak-anak Bambang dari Halimah. Sampai kapan pun dia (Mayang) tak akan diakui keberadaanya sebagai istri Bambang," tegasnya.
Kontras dengan kondisi Mayangsari, Halimah justru diketahui mendapat banjir kasih sayang dari mertuanya.
Hal tersebut terkuak dari foto lawas yang diunggah akun instagram @cendana.archives.
Ibu Tien Soeharto tak pernah mau menganggap Mayangsari hingga menghembuskan nafas terakhirnya.