Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Rahmad
Grid.ID - Masyarakat suatu daerah biasanya memiliki tradisi yang unik dalam berkomunikasi.
Misalnya dari segi bahasa atau tulisan.
Selama ini aksara yang paling dikenal banyak orang adalah aksara Jawa, Sunda, atau arab gundul yang masih digunakan beberapa suku dan budaya.
(Baca: Tulis Status di Facebook. Seorang Suami di Jambi Dilaporkan Istrinya ke Kantor Polisi)
Tapi tahukah kamu jika ada suku di Indonesia yang menggunakan huruf abjad Korea sebagai aksara daerah?
Sebut saja Bahasa Cia-Cia atau Bahasa Buton Selatan.
Masyarakat di Kota Bau-Bau, Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara menggunakan huruf Korea atau yang sering kita kenal dengan aksara Hangeul.
(Baca: Couple Goal, 4 Pasangan Selebriti Ini Kerap Habiskan Momen Berdua Dengan Berolahraga)
Nama bahasa ini berasal dari perkataan cia yang berarti tidak.
Bahasa Cia-Cia atau Bahasa Buton Selatan ialah sejenis Bahasa Austronesia.
Dulunya penulisan bahasa Cia-Cia menggunakan sejenis abjad Arab Gundul yang tidak memakai tanda untuk bunyi vokal.
Hal ini bermula dari hubungan kerja sama antara Pemerintah Kota Bau-Bau dan Kota Seoul, ibu kota Korea Selatan.
(Baca: Pria Misterius Lambaikan Payung Hitam Jelang Pembunuhan John F. Kennedy, Siapakah Dia?)
Sayangnya, sistem penulisan yang kurang tepat membuat bahasa asli daerah ini nyaris punah.
Banyak kalimat atau kata yang tidak bisa ditulis.
Nama-nama jalan, nama sekolah, atau instansi pemerintah di daerah ini ditulis menggunakan aksara Hangeul.
Bahasa Cia-Cia dengan huruf Korea bahkan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sebagai mata pelajaran muatan lokal.
(Baca: Detik-detik Seorang Mempelai Pria Tewas dalam Perayaan Pesta Pernikahan Karena Temannya)
Bahasa ini dipelajari mulai dari tingkat SD hingga SMA.
Beberapa guru dari Korea didatangkan langsung ke Bau-Bau untuk mengajarkan penulisan huruf Haengul.