Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Penemuan 'kerangkeng' manusia milik Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin masih menyita perhatian publik.
Meski awalnya disebut sebagat tempat pembinaan, nyatanya fakta-fakta mengerikan justru kini terkuak.
Belum lama ini, KOMNAS HAM mengungkap temuan bahwa ada korban yang meninggal dunia dalam penjara tersebut.
Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Rabu (9/2/2022), Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, menjelaskan bahwa ada lebih dari satu orang yang meninggal dalam penjara tersebut.
Bahkan, ia menyebutkan jumlah korban bisa terus bertambah.
"Sebenarnya angka 3 itu angka Sabtu kemarin, itu yang kami bilang lebih dari satu, dan saat ini kami sedang mendalami lagi, karena potensial juga nambah," ujarnya.
Setali tiga uang dengan Choirul Anam, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara juga membenarkan bahwa ada yang meninggal dunia saat menjadi tahanan di penjara Bupati Langkat.
"Dan memang terkonfirmasi ada yang meninggal dalam kerangkeng tersebut," ungkapnya.
Baru-baru ini, seorang pria yang merupakan mantan tahanan di kerangkeng itu pun akhirnya muncul.
Dirinya pun blak-blakan membongkar penderitaan yang ia rasakan dulu.
Dikutip Grid.ID dari TribunWow.com pada Rabu (9/2/2022), pria yang memakai nama samaran Suprapto itu mengungkap hal yang ia alami selama dalam kerangkeng itu.
Suprapto mengaku sudah berkali-kali dipukul oleh penjaga tahanan.
"Kalau dari pertama habis saya dipukul sama kalapas, ada 10 kali di dalam tahanan," ujarnya.
Setelah disiksa saat baru masuk ke tahanan itu, ia juga dipaksa untuk bekerja tanpa diberi waktu libur dan gaji.
"Kemudian setelah dua minggu di dalam kerangkeng saya bisa kerja," kata Suprapto.
"Saya bekerja MTC namanya bagian las di perusahaan sawit namanya PT DRP," jelasnya.
"Tidak digaji, hanya diperbudak di sana, setiap hari kerjanya enggak ada liburnya,"imbuhnya.
Dirinya pun mengungkap penderitaannya saat disiksa oleh para penjaga tahanan itu.
Ia blak-blakan mengungkap bahwa pernah dipaksa untuk melepas pakaiannya.
Bahkan, dirinya mengaku pernah disiksa dibagian alat vitalnya.
"Saya dipukul oleh yang jaga, saya ditidurin, disuruh buka celana dan saya ditidurkan di (tumbuhan) Jelatang," kata Suprapto.
Tak kuasa menahan siksaan itu, Suprapto pun sempat berusaha kabur dari kerangkeng itu.
Namun sayang, hal itu justru diketahui oleh penjaga tahanan.
Suprapto pun akhirnya disiksa menggunakan selang lantaran berupaya untuk kabur.
"Udah setengah mati saya karena melarikan diri," tuturnya.
(*)