"Kemudian di situ mereka membaca doa-doa, lalu melakukan tabur bunga ke arah laut dengan cara bergandengan tangan, satu dengan yang lain, dua barisan merapat sampai masuk ke dalam air," kata Hary.
Kegiatan ini rencananya akan ditutup dengan mandi ke laut guna menyucikan diri.
"Ada kegiatan ritual yang digunakan untuk menyucikan diri dengan cara mandi di air laut tersebut," ujar Hary.
Dilansir Grid.ID dari Tribunwow.com, sosok pemimpin ritual maut ini rupanya terungkap.
Kelompok Tunggal Jati Nusantara berasal dari Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Jember ini bernama Hasan.
Hasan sendiri menjadi salah satu korban selamat dalam ritual maut ini.
Kepala Desa Dukuk Mencek, Nanda Setiawan, mengungkap bahwa pemimpin kelompok tersebut bukanlah seorang kiai atau ustaz.
Nanda menyebut bahwa Hasan sempat merantau ke Malaysia hingga akhirnya kembali pada 2014.
Pekerjaan Hasan pun adalah MC orkes dangdut dan berjualan online.
"Kerjanya kadang-kadang MC dangdut, sementara ini jual online kayak tisu," ujar Nanda.
Selama ini beberapa orang yang datang ke rumah Hasan memang meminta bantuan.
"Kayaknya orang yang datang ke sana itu yang susah, mungkin sakit atau kesulitan ekonomi dan masalah keluarga," ungkap Hasan.
(*)