Sesampainya di kantor, Tan mengambil pisau di pantry lalu pergi ke salah satu kedai kopi di kawasan itu.
Setelah itu, ia langsung menghampiri sang menantu dan menikamnya.
Usai sang menantu jatuh tersungkur, Tan memberi tahu orang-orang yang lewat: "Ini menantu saya, jangan dibantu, biarkan dia mati."
Dia kemudian meletakkan pisau di atas meja dan duduk di kursi dengan tenang.
Sembari menunggu kedatangan polisi, Tan menelepon putrinya.
"Saya tidak bisa tidur di malam hari. Saya sudah melakukannya. Saya sudah membunuhnya. Jangan menangis. Saya sudah tua. Saya tidak takut masuk penjara," ujar Tan kepada putrinya.
Menurut keterangan pengacara Tan, Wee Pan Lee, pembunuhan itu didasari oleh rasa sakit hati.
Wee mengatakan, Tan merasa dikhianati oleh Tuppani yang selama ini ia perlakukan seperti putranya sendiri.
Tan yang dahulu hanya seorang kuli, berusaha dari nol untuk mengembangkan bisnisnya selama bertahun-tahun.
Setelah putrinya menikah, Tan mengizinkan ibu dan adik laki-laki Tuppani tinggal di rumahnya.