Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Nama kelompok Tunggal Jati Nusantara mendadak menjadi perbincangan publik usai ritual maut terjadi pada Minggu (13/2/2022) lalu.
Seperti yang diketahui, 11 orang meninggal dunia dalam ritual yang dilakukan pada dini hari itu.
Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Jumat (18/2/2022), kelompok Tunggal Jati Nusantara ini telah memiliki anggota yang cukup banyak.
Bahkan, ritual serupa juga sudah berkali-kali dilakukan.
Hal itu diungkap oleh Saladin, pengelola Pantai Payangan.
"Sering ke sini. (Datangnya) Rombongan-rombongan," ujarnya.
Kelompok ini diketahui beralamatkan di Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Jember.
Mengenai aktivitas ritual yang dilakukan oleh kelompok tersebut, Kades setempat yakni Nanda Setiawan membenarkan bahwa hal itu kerap dilakukan.
Kendati begitu, pada hari di mana tragedi itu terjadi, pesertanya lebih banyak dari sebelumnya.
"Orangnya tidak sebanyak sekarang," ungkapnya.
Lalu, kapan kelompok Tunggal Jati Nusantara ini didirikan?
Dikutip Grid.ID dari TribunJember.com pada Jumat (18/2/2022), terkuak kapan kelompok ini didirikan oleh Nur Hasan, sang pimpinan ritual.
Kelompok ini diketahui didirikan pada tahun 2011 lalu.
Nur Hasan mendirikan kelompok ini seusai dirinya pulang dari Malaysia.
Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo menjelaskan bahwa para anggotanya bergabung dengan kelompok ini dengan sukarela.
"Tidak ada paksaan anggota untuk bergabung, juga tidak ada surat edaran, atau pendaftaraan anggota secara resmi. Semuanya diinformasikan oleh anggotanya kepada masyarakat," jelasnya.
Selain melakukan ritual, diketahui pendirian kelompok ini juga memiliki beberapa aktivitas lain yakni memberikan layanan pengobatan alternatif dan juga spiritual.
Pemimpin kelompok ini awalnya memiliki guru untuk mempelajari cara pengobatan.
"Dia punya seorang guru, tapi sudah meninggal dunia. Saat tim menggeledah rumahnya, juga ditemukan beberapa buku dan kitab, itu masih kami teliti lagi," jelas Herry.
"Jadi biasanya yang sembuh itu memberikan informasi dari mulut ke mulut, kepada sanak saudaranya, terutama. Dari situ, ada yang diajak. Dan mereka yang ke situ, memang rata-rata punya masalah," lanjutnya.
(*)