Find Us On Social Media :

Buntut 11 Orang Anggota Tunggal Jati Nusantara Meninggal Saat Jalani Ritual di Pinggir Pantai, Polisi Temukan Benda Ini di Rumah sang Pimpinan

By Mahdiyah, Jumat, 18 Februari 2022 | 18:21 WIB

Rilis mengenai ritual maut kelompok Tunggal Jati Nusantara di Polres Jember.

Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah

Grid.ID - Nama kelompok Tunggal Jati Nusantara kini tengah menjadi sorotan publik.

Pasalnya, kelompok ini baru saja melakukan ritual yang justru mengakibatkan petaka.

Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Jumat (18/2/2022), kelompok ini melakukan ritual di di Pantai Payangan, Jember, pada Minggu (13/2/2022) lalu.

Dalam ritual yang dilakukan dini hari itu, terdapat 23 orang yang ikut serta.

Namun, 11 di antaranya meninggal dunia lantaran terseret ombak besar.

Nur Hasan, yakni sang pemimpin kelompok Tunggal Jati Nusantara pun berhasil selamat dari maut.

Namun dirinya justru harus berhadapan dengan hukum lantaran menjadi inisiator dalam kegiatan ritual itu.

Hal itu diungkap oleh Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo saat konferensi pers.

Baca Juga: Anggotanya Tewas Terseret Ombak saat Ritual di Pantai Payangan, Kini Terkuak Kapan Tunggal Jati Nusantara Didirikan, Polisi Ungkap Hal Ini

"Terhadap saudara NH (Nur Hasan) kami tetapkan sebagai tersangka," ungkapnya.

Dikutip Grid.ID dari TribunJember.com pada Jumat (18/2/2022), Hery mengatakan bahwa sebelumnya, Nur Hasan memiliki seorang guru yang mengajarinya.

Bahkan, ia juga diajari untuk melayani pengobatan alternatif.

"Dia punya seorang guru, tapi sudah meninggal dunia," ujarnya.

Tak hanya itu, saat rumah Nur Hasan digeledah, polisi menemukan beberapa buku dan kitab.

Kendati begitu, buku dan kitab itu masih diteliti oleh pihak kepolisian.

"Saat tim menggeledah rumahnya, juga ditemukan beberapa buku dan kitab, itu masih kami teliti lagi," jelasnya.

Sedangkan mengenai perekrutan para anggota yang terbilang banyak, Hery menjelaskan bahwa mereka mendaftarkan diri secara sukarela.

Informasi mengenai adanya kelompok Tunggal Jati Nusantara ini pun beredar dari mulut ke mulut.

Baca Juga: Jadi Pimpinan Ritual Maut yang Tewaskan 11 Orang Anggotanya di Pantai Payangan, Inilah Arti Nama Nur Hasan

"Tidak ada paksaan anggota untuk bergabung, juga tidak ada surat edaran, atau pendaftaraan anggota secara resmi. Semuanya diinformasikan oleh anggotanya kepada masyarakat," ungkapnya.

Hery juga mengatakan mayoritas anggotanya bergabung lantaran ingin menyelesaikan masalah.

"Jadi biasanya yang sembuh itu memberikan informasi dari mulut ke mulut, kepada sanak saudaranya terutama."

"Dari situ ada yang diajak. Dan mereka yang ke situ memang rata-rata punya masalah," kata Hery.

(*)