Temuan ini didapati di tengah kondisi masyarakat kesulitan mendapatkan stok minyak goreng.
Sebagaimana diketahui fenomena penimbunan minyak goreng ini disampaikan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.
Ia mengatakan pihaknya sudah memberikan peringatan keras kepada produsen tersebut dan meminta mereka untuk segera mendistribusikan minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14.000 per liter.
Selain itu, Edy mengaku telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk memproses hukum atas temuan tersebut.
Hal ini sebagai efek jera agar tidak bermain-main di atas kegusaran masyarakat yang kebingungan mencari stok minyak goreng.
"Intinya sama saja jangan coba-coba bermain di atas penderitaan rakyat saya, apalagi ini musim pandemi, semua lagi susah."
"Jadi mari sama-sama kita pakai hati kita agar tidak menzalimi rakyat," kata Edy.
Sejak penggerebekan ini mencuat, pemilik perusahaan minyak goreng di gudang besar tersebut akhirnya buka suara.
Sebagaimana diketahui, pemilik 1,1 juta minyak goreng itu merupakan perusahaan Grup Salim.
Dilansir dari Antara, anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Salim Invomas Pratama Tbk (SIMP) memberi klarifikasi soal temuan sekitar 1,1 juta liter minyak goreng di gudang produsen di Deli Serdang, Sumut.
Dalam keterangan resminya, manajemen SIMP menyebutkan minyak goreng tersebut merupakan pesanan dan siap didistribusikan ke pelanggan dalam beberapa hari ke depan.
"Semua stok yang tersedia, merupakan pesanan dan siap untuk didistribusikan ke para pelanggan kami untuk beberapa hari ke depan," katanya.
"Hasil produksi minyak goreng kami di Pabrik Lubuk Pakam, Deli Serdang, terutama digunakan untuk kebutuhan pabrik mi instan Indofood di wilayah Sumatera sebesar 2.500 ton/bulan," jelasnya.
(*)