Grid.ID – Keluarga besar Soeharto selama ini memang dikenal dengan sebutan keluarga Cendana.
Sebutan itu sendiri rupanya berasal dari rumah yang dihuninya yang berlokasi di Jalan Cendana nomor 6-8, Menteng, Jakarta Pusat.
Namun Rumah Cendana yang dulunya merupakan tempat kediaman Presiden ke-2 RI, Presiden Soeharto menyimpan banyak misteri.
Ditambah lagi, kini bangunan bersejarah tersebut nampak sepi tak berpenghuni bak rumah kosong.
Rumah Cendana sendiri memiliki cat berwarna hijau khas militer yang menghiasi sebagian dinding.
Tak hanya warna cat, desain arsitektur Rumah Cendana sendiri juga kental akan nuansa militer.
Yang beda hanya bagian pagar depan rumah sepanjang lebih 20 meter.
Bagian pembatas depan rumah sang jenderal dengan jalan hanya teralis besi setinggi 1,5 meter dengan cat kuning.
Sebelumnya, cat pagar rumah milik presiden yang memerintah sejak tahun 1966 hingga 1998 itu berwarna putih.
Berjalan sekitar 10 meter dari pintu masuk utama, berdiri kokoh sebuah pos penjagaan yang juga didominasi warna cat hijau militer.
Bentuk pos tersebut pun tidak beda dengan pos penjagaan di markas-markas militer.
Empat tiang setinggi sekira 2,5 meter berdiri kokoh menopang keempat sisi atap pos penjagaan tersebut.
Sebuah meja panjang setinggi 1 meter di pos menjadi tempat bagi sang petugas berjaga.
Enam mobil terparkir di halaman aspal depan rumah. Sedan swift, dua unit Kijang 1800 cc, Innova, minibus SUV Escudo dan All New Xenia berplat nomor B 805 EVE terparkir membentuk siku.
Dua pohon beringin nan rindang yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup sang pemilik rumah masih berdiri kokoh di taman kecil depan rumah.
Sementara itu, bagian atap rumah berbahan genteng, namun, warna oranye bagian atap sang jenderal terlihat kusam dan berlumut.
Tak banyak detail yang bisa dilihat dari depan rumah. Hanya ada kandang burung bercat putih selebar sekitar 1 meter berdiri di sudut kanan depan rumah.
Cat putih yang menempel di rangka kandang itu pun terlihat memudar.
Melongok ke bagian atap rumah bagian belakang terdapat bangunan dengan dua lantai dengan arsitek bangunan dan warna dinding yang sama.
Jalur mobil selebar 3 meter terhampar mulai pos jaga hingga depan lobi utama rumah.
Dua daun pintu berbahan kayu cokelat muda dengan posisi terbuka di depan lobi rumah seolah siap menyambut para tamu meskipun sore itu tak ada seorang tamu yang datang ke dalam rumah tersebut.
Gelap, sepi nan tenang adalah kesan pertama muncul saat kaki menginjak halaman rumah tersebut.
Kini, rumah Cendana yang pernah menjadi pusat pengambil kebijakan semasa Soeharto berkuasa itu tak berpenghuni pasca-Soeharto wafat pada 27 Januari 2008.
Pasalnya, tak seorang dari enam anak mendiang Soeharto yang menghuni rumah bersejarah itu.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dulu Jadi Kebanggan, Kondisi Rumah Cendana Setelah Soeharto Meninggal, Sepi dan Terbengkelai