Dikutip Grid.ID dari TribunJabar.id pada Selasa (22/2/2022), Penyuluh Agama Kecamatan Cilamaya Kulon, Sri menjelaskan bahwa beberapa santri tak bisa menyelamatkan diri lantaran api sudah menyambar ke pintu keluar.
"Sebagian santri bisa lewat, namun yang delapan ini tidak bisa lewat," ujarnya.
"Karena api membesar di bagian pintu keluar yang melalui tangga," jelasnya.
Sedangkan, jendela pesantren itu tertutup teralis besi sehingga tidak bisa dilewati oleh para korban.
"Mau keluar lewat jendela, tetapi pakai teralis," lanjut Sri.
Selain itu, Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono menjelaskan bahwa kobaran api cepat membesar lantaran bangunan pondok pesantren itu terbuat dari kayu.
Aldi juga menjelaskan bahwa posisi para korban saat kejadian tersebut terjadi tengah berada di lantai dua yang merupakan titik lokasi kobaran api.
Bahkan, para santri diketahui tengah beristirahat saat kejadian itu mulai terjadi.
Beberapa santri pun diketahui tengah tidur siang.
"Kejadiannya ini di lantai 2 dan bangunannya itu dari kayu," ungkapnya.
(*)