Find Us On Social Media :

Diduga karena Tekanan Pekerjaan, Seorang Guru di Bantul Nekat Akhiri Hidup Secara Nahas, Saksi Mata Sampaikan Pengakuan Mengejutkan Ini!

By Novia, Selasa, 22 Februari 2022 | 19:05 WIB

Ilustrasi bunuh diri

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia

Grid.ID - Seorang guru di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) Bantul, Yogyakarta mengakhiri hidup secara nahas.

Pria bernama Joko Tri Nugroho, dikabarkan mengakhiri hidup dengan gantung diri.

Korban ditemukan meninggal dunia di kediamannya yang berada di Karangmojo, Trirenggo, Kapanewon Bantul.

Dikutip dari TribunJogja.com, kejadian ini berlangsung pada Sabtu (19/2/2022) lalu.

Joko Tri Nugroho diduga nekat mengakhiri hidup karena mengalami tekanan pekerjaan.

Kapolsek Bantul, Kompol Ayom Yuswandono mengatakan, korban ditemukan pertama kali oleh kakak kandungnya, Dwi Rahayu Yuliastuti.

Sebagai saksi, Dwi mengaku sempat menghubungi korban untuk menanyakan tugas sekolah yang dikerjakan.

Karena tak kunjung mendapat kabar, Dwi pun datang ke rumah korban.

Baca Juga: Gantung Diri di Asrama Sekolah, Siswa SMA di Manggarai Barat Ini Diduga Tewas Setelah Menerima Telepon dari Orang Tuanya, Begini Kisah Lengkapnya!

Dwi sempat memanggil korban namun tak ada jawaban dari dalam rumah.

"Kemudian saksi masuk di dalam rumahnya dan pada saat membuka pintu rumah korban, saksi melihat bahwa adiknya tersebut sudah dalam keadaan meninggal dengan cara gantung diri," ujarnya Minggu (20/1/2022).

Untuk diketahui, korban gantung diri dengan menggunakan tali tambang yang diikatkan ke tiang penyangga atap.

Mengetahui adiknya tergantung, Dwi meminta tolong ke warga sekitar dan diteruskan menghubungi polisi dan petugas medis.

Mendapat laporan tersebut, polisi bersama inafis Polres Bantul dan petugas medis dari Puskesmas Bantul I langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan pemeriksaan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Ayom menyatakan tidak terdapat luka-luka akibat penganiayaan dalam jasad korban.

Sementara itu saksi juga memaparkan, bahwa korban mengalami stres dan tekanan kerja.

"Korban diduga meninggal dunia tiga jam sebelum ditemukan," ujarnya.

"Berdasarkan keterangan saksi, kakak korban, bahwa korban setiap ada pekerjaan yang harus dikerjakan dengan berbasis menggunakan komputer, korban merasa tidak mampu."

Baca Juga: Sempat Diteriaki Sekuriti, Begini Kronologi Model Majalah Dewasa Novi Amalia Bunuh Diri dari Lantai 8 Apartemen Kalibata City

"Sehingga minta tolong kepada saksi untuk membantu mengerjakannya," sambungnya.

Diduga mengalami stres karena pekerjaan, korban juga diakui pihak keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya.

Pihak keluarga pun sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah, jasad korban pun diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.

Kemudian dilansir dari Kompas.com, guru besar Universitas Udayana (Unud) Komang B juga ditemukan meninggal dunia pada Senin (21/2/2022).

Kasi Humas Polresta Denpasar Iptu I Ketut Sukadi mengatakan, Komang B ditemukan meninggal dengan cara gantung diri di rumahnya yang beralamat di Jalan Kerta Winangun, Desa Sidakarya, Denpasar Selatan.

"Iya (meninggal), ditemukan bunuh diri dengan cara gantung diri," kata Sukadi dilansir dari Kompas.com, Selasa (22/2/2022).

Sukadi menjelaskan, peristiwa gantung diri yang dilakukan oleh Komang B pertama kali diketahui oleh anak korban, Kadek Dwi Yogiantara, sekitar pukul 13.30 Wita.

Sebelum ditemukan meninggal gantung diri, saksi yang merupakan anak korban melihat sang bapak dalam keadaan sehat.

Namun ketika bangun dari tidur siang, ia kaget menemukan korban gantung diri di ruang keluarga.

Baca Juga: Gegara Gaji 2 Bulan Belum Dibayar dan Punya Banyak Tunggakan, Honorer Satpol PP di Sulawesi Selatan Ini Mencoba Bunuh Diri dengan Terjun dari Jembatan

Korban mengakhiri hidupnya dengan tali tambang plastik warna biru yang digantung di tangga lantai 2 rumahnya.

"Sepengetahuan saksi bahwa korban orangnya tertutup, sempat mengeluh sulit tidur, sering lemas dan saat ini bekerja sebagai dosen di Unud," kata Sukadi.

"Saat ini anak korban atas nama Kadek Dwi Yogiantara belum dapat dimintai keterangan karena masih syok atas kematian bapaknya," tutupnya.

(*)