Laporan Wartawan Grid.ID, Mahdiyah
Grid.ID - Kebakaran yang terjadi di pondok pesantren Miftaqul Khoirot di Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang masih menyisakan duka mendalam.
Pasalnya, delapan orang santri dinyatakan meninggal dunia lantaran gagal menyelamatkan diri.
Dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Rabu (23/2/2022), kebakaran itu diketahui terjadi pada Senin (21/2/2022) lalu sekira pukur 13.00 WIB.
Saat itu para santri sedang beristirahat di lantai dua bangunan pondok.
Kebakaran itu diketahui juga berpusat di bangunan lantai dua.
Kepala Polisi Resor (Kapolres) Karawang Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Aldi Subartono menjelaskan bahwa kebakaran itu dipicu dari konsleting listrik yang terjadi pada sebuah kipas angin.
Kemudian, kipas angin tersebut memercikkan api ke arah kasur dan api kian membesar.
Beberapa santri pun gagal menyelamatkan diri lantaran pintu keluar sudah habis dilalap kobaran api yang kian membesar.
"Api terus menyambar ke kasur," jelasnya.
Namun, baru-baru ini cerita pilu di balik kebakaran itu pun terkuak.
Dikutip Grid.ID dari TribunJabar.id pada Rabu (23/2/2022), terkuak ternyata para santri tengah menantikan acara penting yang akan digelar di pondok tersebut.
Acara itu memang sangat ditunggu-tunggu oleh para santri lantaran dilaksanakan sekitar 2 sampai 3 tahun sekali.
Ya, momen itu adalah imtihan, atau momen kenaikan tingkat untuk santri yang berhasil menambah hafalan Al-Qur'an.
Hal itu diungkap oleh salah seorang santri yang selamat dari kejadian tersebut, Tian Darmawan (21).
"Momen imtihan ini merupakan momen yang ditunggu-tunggu, karena tidak rutin setiap tahun," jelas Tian.
"Bisa 2-3 tahun sekali," lanjutnya.
Selain itu, dalam acara imtihan itu beberapa santri akan diwisuda karena sudah selesai melakukan hafalan.
Dirinya tak menampik jika momen itu memang sangat ditunggu-tunggu oleh para santri lantaran akan menjadi sebuah kebanggan tersendiri.
"Ada proses wisuda juga untuk santri yang berhasil menghafal 30 juz, bagi santri lain yang naik tingkat juga jadi momen kebanggaan," sambungnya.
"Selama bulan puasa aktivitas pengajian biasa libur, diganti dengan jadwal pengajian di bulan puasa. Selain jadi momen kenaikan tingkat, imtihan juga jadi momen perpisahan menyambut libur," jelasnya.
(*)