Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Bagi para pecintanya, makanan pedas seperti tidak bisa dihindari.
Tidak jarang orang penyuka pedas selalu mengonsumsi sambal setiap kali makan.
Padahal, kebiasaan ini sangat tidak baik apabila terlalu sering dan berlebihan.
Terlebih saat kondisi puasa, sebaiknya kita memperhatikan asupan ketika sahur atau berbuka.
Bukannya malah makan berlebihan dengan rasa yang sangat pedas.
Dilansir Grid.ID dari laman Bobo.id, adapun bahaya utama dari kebiasaan makan pedas saat sahur atau berbuka adalah iritasi kerongkongan.
Ternyata saat mengonsumsi makanan yang sangat pedas, lidah akan mengirimkan sinyal nyeri kepada otak.
Kemudian, otak menanggapinya dengan rasa mual, sakit perut, hingga muntah-muntah.
Kondisi tersebut adalah respon normal perut untuk mengeluarkan apapun yang dianggap berbahaya bagi tubuh.
Nah, ketika muntah, perut mengeluarkan makanan yang dicerna serta asam lambung.
Asam lambung sendiri adalah jenis asam yang cukup kuat.
Dengan paparan berulang kali terhadap kerongkongan, maka dapat memicu iritasi.
Bahkan, menyebabkan luka pada kerongkongan.
Akibatnya, jangan heran kalau kerongkongan akan terasa nyeri dan tidak nyaman selama berpuasa.
Disamping iritasi kerongkongan, sering konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka puasa juga bisa memicu hal lain, seperti:
1. Gastritis
Gastritis adalah peradangan pada bagian dalam dinding lambung.
Baca Juga: Tetap Fit Selama Ramadan 2022, Simak Tips Puasa untuk Penderita Maag, Ibadah Tak Akan Terganggu!
Radang lambung sering disebabkan oleh infeksi bakteri, tapi gejala penyakit ini dapat dipicu oleh beragam faktor.
Salah satunya sering makan pedas saat berbuka puasa.
2. Diare
Kandungan capsaicin pada makanan pedas bisa membuat gerak pencernaan menjadi lebih cepat.
Akibatnya, usus besar tidak memiliki waktu untuk menyerap air sehingga tekstur feses menjadi cair.
Nah, kondisi diare akan membuat tubuh kehilangan cairan.
Padahal, selama puasa asupan cairan tubuh juga sudah berkurang.
Apabila ditambah dengan diare, maka bisa menyebabkan dehidrasi.
Guru besar sekaligus dokter spesialis penyakit dalam, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH juga menjelaskan sebaiknya jangan makan pedas ketika berbuka dan sahur.
"Baiknya jangan, nanti diare," kata Ari dikutip dari Kompas.com.
Diare bisa menyebabkan penderitanya mengalami dehidrasi, meskipun beberapa orang dengan konsumsi obat sudah bisa sembuh dan keluhannya cenderung ringan.
"Ya bisa (minum obat), tapi kalau diare itu bisa dehidrasi dan batal puasa (pengaruh dehidrasi dan butuh asupan air)," katanya,.
3. Tukak lambung
Sebenarnya makanan pedas bukan penyebab timbulnya tukak lambung.
Akan tetapi, gejalanya akan bertambah parah jika kita sering makan pedas saat sahur dan berbuka puasa.
Tukak lambung sendiri merupakan luka yang terbentuk pada bagian dalam dinding perut dan bagian atas usus halus.
4. Sensasi nyeri dan terbakar
Beberapa orang akan merasakan sensasi terbakar pada perut bagian atas dan dada setelah konsumsi makanan pedas.
Kondisi ini terjadi akibat refluks asam lambung, yaitu naiknya asam lambung menuju kerongkongan.
Nah, pemicu utama refluks asam lambung berasal dari apa yang kita makan dan minum, terutama saat perut dalam keadaan kosong setelah seharian berpuasa.
Selain makanan pedas, naiknya asam lambung bisa disebabkan oleh makanan asam, makanan berminyak, cokelat, kafein, bawang, hingga saus tomat.
(*)