Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID - Harga minyak goreng kini sedang melonjak naik.
Kelangkaan salah satu keperluan dapur ini pun membuat banyak antrean membeli minyak goreng murah di berbagai daerah terjadi.
Melansir dari Kompas.com, Pemerintah kota Blitar menggelar operasi pasar minyak goreng kemasan bersubsidi pada Rabu (23/2/2022).
Antrean jelas terjadi, mengingat warga antusias mendapatkan minyak murah, sebagian bahkan telah mengantre sejak pukul 5 pagi.
"Saya sudah sejak pukul lima tadi, ini sudah menunggu empat jam," kata Sumiati, salah satu warga yang mengantre minyak goreng murah.
Menurut Sumiati, warga rela mengantre demi mendapatkan minyak goreng dengan harga yang lebih murah.
Kini warga bahkan berhemat dengan tak membuang minyak sisa penggorengan yang biasanya dibuang.
"Dulu minyak jelantah saya buang. Sekarang saya pakai sampai habis," ujarnya.
Warga lain bernama Triani juga beralasan serupa saat ikut mengantre minyak goreng murah.
"Saya buka warung makan, nasi pecel, kalau minyak goreng mahal tambah nggak dapat untung," kata Triani.
Sayangnya, di balik antrean membeli minyak goreng yang terjadi sejumlah daerah, ada kejadian buruk yang menimpa ibu-ibu asal Banyumas.
Dilansir Grid.ID dari Tribunnews.com pada Jumat (25/2/2022), Kusyati, warga Desa Tipar Kidul, Ajibarang, Banyumas, ini harus pulang dengan membawa rasa kecewa alih-alih minyak goreng murah.
Pada Kamis (24/2/2022), Kusyati ikut mengantre minyak goreng murah dalam operasi pasar di Pasar Ajibarang.
Operasi pasar ini sendiri digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banyumas.
Sayangnya, saat mengantre minyak goreng murah ini, Kusyati malah kehilangan dompetnya.
"Saya datang dari rumah mendengar ada operasi pasar oleh Disperindag," ujar Kusyati.
Dompetnya yang berisi uang Rp 50 ribu hilang, Kusyati pun hanya bisa pasrah pulang dengan tangan kosong.
"Saat hendak membeli minyak goreng, dompet saya raib entah di mana. Saya relakan dan pulang," kata Kusyati.
(*)