Saat duduk di bangku bersekolah, Putin juga memiliki keberanian yang tak main-main.
Ia diketahui telah mendatangi kantor dinas rahasia KGB dan bertanya cara bergabung dengan dinas intelijen itu.
Saat itu, para petugas KGB mengatakan kepada Putin agar dia bekerja keras dan belajar ilmu hukum.
Dan itulah yang dilakukan Putin, saat menimba ilmu di Universitas Negeri Leningrad, Putin akhirnya bergabung dengan KGB dan menghabiskan 17 tahun kariernya sebagai mata-mata di luar negeri.
Arus balik karier Putin ditentukan salah satu momen terpenting dalam hidupnya saat dia bertugas di Jerman Timur.
Pada 1989, Putin sedang bertugas di Dresden di masa-masa menjelang runtuhnya Tembok Berlin, massa anti komunis terlihat berkumpul di luar kantor KGB di kota itu.
Putin mengingat bahwa dia diperintahkan agar tak melakukan sesuatu tanpa perintah Moskwa dan Moskwa memang tak memerintahkan apapun saat itu.
"Tak ada perintah apapun dari Moskwa, saya merasa negara ini sudah tak lagi eksis," kata Putin seperti ditulis Ben Judah dalam bukunya "Fragile Empire: How Rusia Fell In dan Out of Love with Vladimir Putin"
"Sangat terasa bahwa Uni Soviet sedang sekarat, negeri itu sedang menghadapi penyakit mematikan yang tak ada obatnya, kelumpuhan kekuasaan," tambah Putin.
Ben Judah kemudian menulis bahwa bagi Putin dan generasinya yang bukan berasal dari keluarga intelektual, meyakini bahwa Uni Soviet adalah sebuah kesuksesan tanpa cela, kondisi itu amat menakutkan.
(*)