"Pas udah tunangan, baru aku dateng ke rumahnya, sepanjang jalan udah deg-degan. Udah kebayang gedong (rumahnya)," ungkap Shanty.
Saat akan mengunjungi rumah Denny Cagur, Shanty bahkan sudah mengira-ngira bahwa hunian calon suaminya kala itu berada di komplek elit.
"Di jalan lewat rumah gedong, lewat, oh bukan. Terus udah gitu masuk komplek, oh rumahnya masuk komplek, oh standar lumayan lah ya," tutur Shanty.
Hingga akhirnya, Shanty dan Denny Cagur melewati perkampungan dan berhenti di sebuah rumah kecil dengan pagar bambu.
"(Abis itu) masuk perkampungan, (Shanty) 'Sayang rumah kamu di mana sih?', 'Bentar lagi', oh mungin komplek yang satunya lagi ngelewatin kampung," tambah Shanty.
"Eh taunya dia berhenti di satu rumah, kecil, pagernya pakai pager bambu. Aku pikir mungkin mau ambil kunci dulu ke orang yang kerja di rumahnya," beber istri sang pelawak itu.
Usut punya usut, rumah dengan pagar bambu yang berada di perkampungan itu adalah hunian milik Denny Cagur.
"Dia klakson, 'Sayang mau ke rumah siapa dulu?', 'Ini sebentar lagi nunggu dibukain pintu', terus aku lihat 'Ini rumah kamu?', garasinya di mana dalam hati," sambung Shanty.
Shanty lantas membeberkan fakta terkait garasi di rumah Denny Cagur yang dibuat dari bambu.
"Ternyata garasinya itu pintu bambu, yang zaman dulu tuh tanah dilubangin, jadi kalau bukanya tuh diangkat tek (digeser pagernya), pindah," lanjutnya.
Tak berhenti di situ, ternyata Denny Cagur yang hidup sederhana di rumah kontrakan itu juga tidur di ruang TV.