Grid.ID - Istilah ladyboy sudah menjadi hal yang umum di Thailand.
Ladyboy digunakan untuk merjuk pria Thaland yang mengubah dirinya menjadi seorang transgender.
Banyak yang belum tahu fakta pilu dibalik kehidupan ladyboy Thailand baik sebelum hingga sesudah menjadi transgender.
Rupanya tidak mudah bagi ladyboy untuk mendapatkan penampilan fisik menyerupai wanita.
Para ladyboy ini harus menjalani berbagai prosedur seperti suntik hormon hingga melakukan operasi organ intim.
Lalu, apa saja penderitaan yang harus dilewati transgender Thailand?
Simak penjelasannya berikut ini!
Kehidupan Seksual Menyakitkan
Melansir Eva.vn Senin (28/2/2022), kehidupan seks wanita transgender sangat berbeda pada umumnya.
Sebelum mereka menjalani operasi pergantian alat kelamin, mereka masih bisa melakukan hubungan intim dengan normal.
Sementara bagi mereka yang yang sudah melakukan operasi pergantian alat kelamin, hubungan seksual mereka tidak akan normal lagi.
Walaupun banyak orang mungkin menduga ladyboy Thailand setelah operasi organ intim akan bertindak sebagai wanita ketika berhubungan intim.
Faktanya tidak sesederhana itu, mereka harus mengalami rasa sakit yang sangat menyiksa.
Menurut keteragan, organ intim ladyboy Thailand tidak memiliki mekanisme buka tutup seperti wanita normal.
Sehingga hal itu bisa menyebabkan penularan penyakit seksual dengan tingkat penularan tinggi.
Pong Katun, seorang ladyboy Thailand ceritakan pengalamannya sebagai seorang transgender di Bankok.
Dia mengatakan setelah melakukan operasi alat kelamin, dia memiliki banyak kesulitan dalam berhubungan intim.
Pong harus menggunakan pelumas karena organ intimnya tidak bisa mengeluarkan cairan seperti wanita normal.
Setelah selesai berhubungan intim, 'area intimnya' muncul mengeluarkan bau tidak menyenangkan dan membuatnya sedikit tersiksa.
Setelah terus menerus mengalami hal itu, dia baru sadar ternyata dia terinfeksi penyakit seksual sejak lama.
Tetap Menjalani Wajib Militer
Tidak hanya itu, siksaan lain bagin para ladyboy Thailand adalah ketika adanya wajib militer.
Hukum Thailand mewajibkan semua pria baik transgender maupun pria normal untuk mengikuti wamil.
Setiap kali wajib militer dilaksanakan, para ladyboy cantik akan berjejer antre untuk mendapatkan formulir pendaftaran.
Bagi ladyboy ini adalah mimpi buruk, setelah dipanggil mereka disuruh melepaskan pakaian mereka seperti pria pada umumnya.
Menurut Jetsada Taesombat, direktur eksekutif dari Alliance for Transgender Rights di Thailand, mengatakan, "sebagian besar transgender merasa tersiksa, stres dan gugup saat wajib militer."
"Mereka harus melepaskan pakaiannya, kemudian dilihat banyak orang," katanya.
Hanya wanita transgender yang mengalami cacat fisik saja yang dibebaskan dari wajib militer, sementara mereka yang sehat harus menjalani wajib militer selama 2 tahun.
Sebelum menjadi transgender mereka harus menjalani penderitaan tak terhitung jumlahnya.
Mulai dari menyuntikkan hormon wanita, kemudian pada operasi pertama mereka harus mengubah banyak hal supaya mirip dengan wanita asli.
Hanya dokter yang berpengalaman yang bisa mengubahnya secara utuh, mereka para ladyboy juga harus mengorbankan umur mereka dan hidup dengan hormon sepanjang hidupnya.
Menurut penelitian, transgender memiliki harapan hidup hingga 20 tahun di bandingkan dengan manusia normal.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Fakta Mengerikan Ladyboy Thailand, Tak Disangka Sebelum dan Sesudah Menjadi Transgender Ternyata harus Melewati Banyak Penderitaan Ini
(*)