Find Us On Social Media :

Mulai Sekarang Coba Lebih Perhatikan Ucapan Pasangan, Faktanya Perselingkuhan Berkaitan Erat dengan Kebiasaan Berbohong

By Annisa Dienfitri, Selasa, 1 Maret 2022 | 18:29 WIB

ilustrasi pasangan selingkuh

Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri 

Grid.ID - Kasus perselingkuhan selalu menjadi momok bagi pasangan kekasih, apalagi mereka yang sudah menikah. 

Di zaman modern seperti sekarang, perselingkuhan seringkali terjadi secara tertutup, yakni lewat teknologi telepon pintar alias smartphone. 

Melansir Kompas.com, kecurigaan terhadap pasangan yang berselingkuh memang bisa diketahui dari perubahan kebiasaan online.

Hal itu dijelaskan ileh seorang terapis pasangan di Chicago, Theresa Herring, LMFT.  

"Apa yang dimulai sebagai komunikasi yang tidak berbahaya dapat berubah menjadi perselingkuhan emosional maupun fisik," kata Herring.

"Orang-orang menggunakan media sosial untuk menipu ketika mereka tidak bahagia dengan kehidupan atau hubungannya," sambungnya.  

Herring juga menyebut perselingkuhan di media sosial biasanya terjadi ketika seseorang menemukan kembali bagian yang hilang dari dirinya.  

Sementara itu, melansir Intisari.ID, sebuah studi yang dipublikasikan Nature Neuroscience menemukan fakta menarik tentang perselingkuhan. 

Baca Juga: Nangis Bombay Ditinggal Mantan Pacar Menikah Langsung Buru-buru Cari Tips Cepat Move On, Ternyata 9 Fase Ini Harus Dilalui Pasca Putus Cinta

Rupanya, selingkuh ada hubungannya dengan bagaimana tanggapan otak dan perasaan manusia terhadap tindakan berbohong. 

Untuk mendeteksi hal ini, para peneliti di University College meminta para partisipan membantu pasangan mereka menebak isi koin dalam gambar sebuah kaleng yang diburamkan. 

Akan tetapi, bila tebakan pasangan tersebut melebihi jumlah koin yang ada, partisipan akan mendapatkan hadiah uang. 

Alhasil, para partisipan pun berbohong dan melebih-lebihkan isi kaleng tersebut. 

Para peneliti kemudian mengamati amygdala, bagian dari otak yang mengatur emosi, selama partisipan berbohong. 

Ternyata, semakin sering partisipan berbohong, reaksi amygdala semakin menurun yang berarti rasa penyesalan juga semakin berkurang. 

Hal ini sama dengan ketika pasangan berbohong mengenai ke mana dia pergi dan siapa yang dia temui. 

Penulis studi tersebut dan peneliti dari Princeton Neuroscience Institute, Neil Garrett, mengatakan, mungkin pada saat pertama kali selingkuh, seseorang merasa tidak enak dan bersalah. 

Namun, di kali berikutnya, rasa bersalah berkurang dan perselingkuhan menjadi lebih besar.

Baca Juga: Mulai Sekarang Semua Orang Jangan Ragu Membebaskan Diri dari Toxic Relationship, Perhatikan 4 Tanda Pasangan yang Hanya Pura-pura Mencintai

(*)