Selain itu, menurutnya, gorengan juga dapat menyebabkan seseorang menderita kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.
Sedangkan, dikutip Grid.ID dari KOMPAS.com pada Jumat (4/3/2022), Dosen Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Karina Rahmadia Ekawidyani mengatakan bahwa sebaiknya gorengan tidak menjadi santapan berbuka puasa.
Pasalnya, gorengan akan sulit dicerna oleh pencernaan karena mengandung lemak yang tinggi.
"Mencerna gorengan itu memakan waktu lebih lama. Padahal selama berpuasa kan sistem pencernaan beristirahat selama setengah hari. Kemudian saat makan makanan tinggi lemak jadi sistem pencernaan harus bekerja lebih berat," jelasnya.
Selain itu, memakan gorengan saat berbuka puasa juga dapat memicu beberapa masalah pencernaan seperti mual, mulas, hingga asam lambung yang naik.
Hal ini juga akan membawa dampak buruk bagi mereka yang menderita Gastroesophageal reflux disease atau GERD.
"Makanan yang tinggi lemak bisa memicu asam lambung. Bayangin perut yang kosong asam lambungnya meningkat. Kalau yang punya maag pasti perih banget," jelasnya.
Tak hanya itu, menyantap gorengan ini juga dapat mengakibatkan risiko obesitas.
Baca Juga: Viral Dokumen Penting Susi Pudjiastuti Jadi Bungkus Gorengan, Camat Pangandaran Buka Suara
Karina juga menambahkan bahwa konsumsi gorengan saat berbuka puasa ini harus dibatasi jumlahnya.
Ia juga mengatakan bahwa sebaiknya ada makanan lain yang disantap terlebih dahulu sebelum memakan gorengan saat berbuka puasa.
"Paling tidak ada makanan yang masuk lebih dulu ke perut baru makan gorengan. Jumlahnya juga harus dibatasi, lemak ini bisa menumpuk dan berisiko jadi obesitas atau kegemukan," lanjutnya.
(*)