Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Masih ingat dengan kisah seorang anak yang menjadi pahlawan saat menyelamatkan ibunya yang diperkosa?
Kisah pilu anak bernama Vanya Krapivin itu sempat bikin geger.
Bagaimana tidak, tengkorak Vanya Krapivin hancur saat berusaha menyelamatkan ibunya dari seorang pemerkosa brutal.
Sembilan belas bulan setelah tengkoraknya hancur karena melawan 'monster' itu, Vanya Krapivin dilaporkan meninggal dunia.
Kisah Vanya bermula ketika ia pulang dari sekolah dan melihat kebiadaban tetangganya, Roman Pronin.
Saat itu Roman Pronin memperkosa ibu Vanya, Natalia Krapivina, yang sudah menjerit-jerit dan berlumuran darah.
Roman berulang kali menyerang Natalia Krapivina dengan pisau dan berusaha memaksa untuk berhubungan seks dengannya.
Dilansir dari Intisari-Online, Vanya yang pulang sekolah dan memasuki flatnya di Severodvinsk, Rusia, secara mengejutkan melihat pemandangan yang mengerikan itu.
Dia mengambil dumbbell 3kg dan memukul pria itu.
Namun, Pronim berhasil menangkis serangan dumbbell dari Vanya.
Setelah itu Pronin mengembalikan serangan, memukul dumbell ke kepala Vanya.
Tetangga yang mendengar keributan itu memanggil polisi.
Sementara penyerang ganas itu melarikan diri dengan keyakinan bahwa mereka berdua sudah mati.
Vanya dan ibunya sama-sama ditemukan tidak sadarkan diri di lantai penuh darah yang basah kuyup.
Dikutip dari Nakita.ID, bocah itu jatuh koma selama 9 bulan sementara ibunya menderita 27 luka tusuk.
Beberapa bulan kemudian, Krapivina dipulangkan dari rumah sakit.
Ia dilaporkan tetap mendatangi rumah sakit hanya mengunjungi anaknya setelah kengerian cobaan itu.
Sementara putranya yang pemberani menderita kerusakan otak yang serius dan kehilangan hampir semua tulang frontal tengkoraknya.
Ahli bedah dipaksa untuk menghapus sebagian otak Vanya.
Kampanye penggalangan dana besar-besaran diluncurkan oleh presenter TV terkemuka Andrey Malakhov untuk pelat titanium yang dibutuhkan untuk tengkorak Vanya dan biaya medis lainnya.
Satu tahun kemudian, Vanya menunjukkan 'tanda-tanda mulai sadar' setelah perawatan dari ahli bedah top Rusia, Leonid Roshal.
Pada bulan Juni, dia pun mulai makan bubur dan makanan yang dihaluskan.
Pada bulan Juli, dia pergi ke pusat rehabilitasi di Moskow di tengah harapan baru untuk perbaikan.
Dana yang besar datang dan berhasil mengirim anak itu ke Spanyol untuk pemulihan lebih lanjut.
Sayangnya pada Oktober, Vanya terjangkit flu dan meskipun dalam perawatan intensif, kondisinya kian memburuk sampai meninggal dunia.
Tragisnya, Krapivina yang putus asa justru malah menyalahkan diri sendiri, meski dia juga korban Pronin.
Pronin telah mendapat hukuman penjara selama 14 tahun dan sekarang menghadapi tuduhan pembunuhan tambahan setelah kematian anak itu.
(*)